Advertorial
Intisari-Online.com – Primbon merupakan kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta.
Menurut Wikipedia, primbon berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan sikap dalam suatu tindakan dalam kehidupan kita.
Catatan dalam Primbon Jawa digunakan sebagai pedoman atau arahan dalam rangka mencapai keselamatan dan kesejahteraan lahir-batin.
Isi primbon Jawa sebagian besar berisi bahasan mengenai perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, peramalan watak manusia, dan lainnya.
Perhitungan serta ramalan yang beragam itu menggunakan penangalan atau kalender sebagai dasarnya yang terdiri dari gabungan hari dan pasaran, yang disebut sebagai weton.
Perhitungan waktu dengan menggunakan kalender Jawa ini juga digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk menentukan waktu bercocok tanam atau acara peringatan.
Termasuk juga memilih letak halaman saat membangun rumah, membangun atap rumah, dan pemilihan arah rumah, dsb.
Menurut Kitab Primbon Betaljemur Adammakna, begini memilih halaman rumah yang baik:
Jika halaman miring ke timur, namanya Manikmaya, jauh dari penyakit, banyak rezeki, selamat dan tenteram. Pada sudut sebelah barat, tanamilah pohon cocor bebek.
Jika halaman miring ke barat, namanya Sri Sadana, berarti cemburuan dan sering memiliki keinginan, sering berkelahi, banyak penyakit. Penolaknya, tanamlah pisang batu di sudut timur halaman.
Jika halaman miring ke selatan, namanya Gelagah, haratnya hilang, sering mendapatkan kematian. Penolaknya, ambillah arang yang telah terbakar dan tanamlah di tengah halaman.
Jika halaman miring ke utara, namanya Indraparasta, cita-citanya tercapai, kekayaannya dapat dinikmati oleh anak/cucu.
Jika halaman miring ke timur dan barat (seperti punuk sapi, di tengahnya tinggi), namanya Darmalungit, akan memperoleh banyak harta benda.
Jika halaman miring ke selatan (tetapi bagian selatan ini rawa), namanya Sekarsinom, bermakna memiliki uang banyak, sering kehilangan. Penolaknya, tanamlah pohon asam dan delima.
Jika halaman bagian barat tinggi sedangkan bagian utara rendah, namanya Danarasa, berarti banyak hartanya/istrinya.
Jika halaman bagian barat tinggi dan bagian timur rendah, namanya Srinugraha, berarti mendapat berkat Agung.
Jika halaman sebelah timur tinggi dan bagian barat rendah, namanya Kalawisa, bermakna selalu sakit, sering kematian.
Jika halaman bagian utara menurun, namnaya Wisnumanitia, berarti banyak rezeki dan dapat sampai ke anak/cucu.
Jika halaman bagian selatan menurun, namanya Siwahboja, selalu mengalami kerusakan.
Jika halaman rata dan bercahaya merah kekuningan, namanya Bramapadhem, berarti tanah tersebut sangat dan sering mendapat kematian.
Jika halaman rata dan bercahaya hijau, namanya Endragama, berarti rahayu/selamat.
Jika halaman terkurung gunung, namanya Kawula katubing bala, berarti banyak harta bendanya.
Jika halaman terkurung air, namanya Sigarpenjalin, berarti selalu bertengkar. Penolaknya, di tengah halaman tanamlah air.
Jika halaman terletak di sebelah barat gunung, namanya Asungelak, berarti sering diamuk orang. Penolaknya, ambil tanah yang keras lalu dilemparkan.
Jika halaman mengeluarkan air, namanya Singameta, yang berarti sering sakit. Penolaknya, di tengah halaman ditanam batu dengan membaca Al Fatihah.
Jika halaman pada bagian atasnya terkurung tanah yagn basah, namanya Suniyalayu, berarti banyak padi dan berasnya.
Jika halaman terapit oleh gunung, namanya Lamurwangke, berarti jika beternak dapa tberkembang.
Jika halaman miring ke arah timur di sebelah utara dan selatan gunung, namanya Arjuna, berarti terhormat dan lapang hatinya.
Jika halaman tertutup bayangan gunung, namanya Tigawarna, berarti tenteram dan suka bertapa.
Jika halaman warnanya putih, manis rasanya, dan harum baunya, berarti baik dan banyak memperoleh harta benda.
Jika halaman berwarna hijau, manis pedas rasanya, amis baunya, berarti lebih baik, karena selamat dan kaya.
Jika halaman berwarna merah, manis rasanya, pedas baunya, berarti baik, memelihara binatang banyak/bermacam jenisnya.
Jika halaman berwarna hitam, pahit rasanya, amis baunya, berarti amat jelek, karena setan senang bertempat tinggal di situ.
Anda boleh percaya, atau tidak, tergantung pada kepribadian masing-masing. (ktw)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari