Intisari-online.com - Belakangan ini insiden kebakaran di lapas Tangerang mendapat sorotan dunia.
Media Asing berbondong-bondong memberitakan insiden kebakaran di lapas Tangerang yang menewaskan setidaknya 41 orang tersebut.
Kebakaran tersebut sekaligus membongkar borok penjara yang disebut-sebut kelebihan muatan itu.
Media Singapura Chanel NewsAsia dalam beritanya berjudul "41 Dead after Fire Breaks Out At Overcrowded Indonesia Prison"
Mengatakan, bahwa kebakaran di lapas tersebut disebabkan karena kelebihan muatan.
Media internasional lainnya, Reuters menyoroti pernyataan Humas Diorektorat Jenderal Pemasyarakatan, Rika Aprianti.
Ia mengatakan bahwa Blok C Lapas Tangerang itu hanya berkapasitas 122 orang.
Namun, Rika tak menyebut kebakaran itu terjadi akibat penjara tersebut sesak.
Media Internasional lain Associated Press (AP) juga mengatakan bahwa kebakaran tersebut disebabkan kelebihan kapasitas.
AP menyebut, lapas itu hanya dirancang menampung 1.255 narapidana, namun menampung hingga 2.000 orang.
Tak cukup sampai disitu, AP juga menyoroti borok lain bahwa pembobolan penjara, kerusuhan, berujung kebakaran merupakan hal biasa di Indonesia.
Ini disebabkan karena kelebihan kapasitas.
"41 Napi meninggal, delapan luka berat 72 luka ringan," tulis AFP mengutip Kapola Metro Jaya.
Berbanding terbalik dengan situasi di penjara Indonesia yang penuh, sesak, hingga berujung pada kebakaran seperti di lapas Tanggerang.
Penjara di negara Eropa ini justru menjadi idaman narapidana, karena fasilitasnya bak hotel bintang lima.
Dibangun di atas tanah seluas 30 hektar, penjara ini terletak di kota kecil fjord, Norwegia selatan.
Penjara itu dibangun olehsejumlah arsitek Denmark, bahkan terlihat tidak seperti lapas, jendelanya tidak ada palang, tidak ada menara pengawas, tidak ada kawat berduri, dan pagar listrik.
Lapas ini juga tidak memiliki kamera pengintai, bahkan penjaganya tidak ada yang memegang senjata laiknya di penjara pada umumnya.
Penjagaan di Halden menggunakan konsep keamanan inovatif yang disebut keamanan dinamis, narapidana dan penjaga dicampur menjadi satu.
Halden memiliki 258 tahanan, dan merupakan penjara terbesar kedua di Norwegia, dengan 290 karyawan di dalamnya.
Segala sesuatu di dalam penjara itu sangat mencengangkan, misalnya, sarapan normal setiap pagi, narapidana akan disuguhi telur dadar dengan sayur dan salad, juga jus jeruk.
Mereka juga bisa mengambil makanan sesuka hatinya, dan telah disiapkan oleh pihak penjara.
Ada ruang tamu umum, untuk setiap 10-12 sel, ini seperti ruang tamu di ruah biasanya.
Bahkan tahanan di dalamnya juga bisa membeli produk yang dijual di toko dalam penjara, seperti supermarket biasa, yang memiliki beraneka ragam produk.
Hal yang berlaku di Halden dan penjara di dunia adalah satu, orang yang berada di dalamnya sama-sama tidak bisa bergerak bebas ke luar.
Selain itu, Halden juga penjara dengan keamanan maksimum, di dalamnya adalah kriminal pembunuh, pemerkosa, orang-orang dengan penyakit mental, pengguna narkoba, hingga penjahat kecil.
Namun, tak seperti penjara pada umunya setiap ruangan di Holden dibangun dengan mewah.
Konsep penjara ini adalah menyediakan pendidikan ulang, membantu semua narapidana menjadi pribadi yang lebih baik, dengan memperlakukan mereka secara manusiawi.
Mereka diwajibkan memilih antara bekerja atau belajar, narapidana bisa mengambil bagian dari kursus, kimia, fisika, hingga filsafat.
Atau mengejar keterampilan bekerja seperti pelatihan tukang kayu, mekanik, bengkel, hingga bermain alat musik.
Sema narapidaka diberi kondisi terbaik, bahkan kehidupan mereka di dalam penjara lebih baik daripada saat mereka berada di luar sehingga menimbulkan perasaan nyaman.
Meski demikian, tempat ini tetaplah penjara banyak yang tidak terima ketika masuk di dalam penjara ini, biasanya mereka akan dikarantina di ruangan besar yang memiliki lukisan dinding yang indah, dan pemandangan yang luas.
Hapir semua narapidana di sana betah, dan memujinya sebagai penjara terbaik.