Intisari-Online.com - Kondisi Kim Jong-Un yang dinilai makin kurus sempat menjadi perbincangan, tarutama di antara warga Korea Utara.
Bahkan, setelah melihat tayangan televisi yang menampilkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara itu, warganya mengaku sedih.
Pemerintah mengizinkan saluran utama negara itu untuk menayangkan cuplikan Kim Jong-Un yang tampak lebih kurus.
BBC melaporkan bahwa pemirsa Televisi Pusat Korea melihat klip Jong-Un tiba di sebuah konser.
Saluran tersebut kemudian menayangkan video seorang warga Pyongyang yang menceritakan tentang kekesalannya melihat Jong-un terlihat sangat kurus.
"Melihat dia menjadi kurus seperti itu, kami semua menjadi sangat sedih. Semua orang mulai menangis," ungkapnya.
Sementara cuplikan konferensi militer yang diadakan di Pyongyang dari 27 hingga 29 Juli - tetapi baru dirilis pada 3 Agustus- menunjukkan Kim Jong-Un tampil dengan plester besar di belakang kepalanya saat ia berbicara kepada banyak orang.
Desas-desus mengenai kondisi kesehatan Kim Jong-Un yang memburuk pun semakin kencang berhembus, setelah tahun lalu Sang Diktator diperbincangkan karena hal serupa.
Menanggapi hal tersebut, pihak berwenang Korea Utara pun mengecapnya sebagai 'tindakan reaksioner'.
Melansir Express.co.uk (19/8/2021), Warga Korea Utara telah diperintahkan untuk tidak membicarakan tentang penurunan berat badan dramatis Kim Jong-un.
Pejabat pemerintah bersikeras bahwa Kim Jong-Un sangat sehat, dan mengungkan alasan Pemimpin Tertinggi Korut itu makin kurus.
"Menyebarkan desas-desus berspekulasi tentang kesehatannya dianggap sebagai pengkhianatan oleh pemerintah," kata orang dalam Korea Utara kepada situs web yang didukung AS Radio Free Asia.
Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, menambahkan: “Ketika cerita tentang masalah kesehatan terkait dengan penurunan berat badan Yang Mulia menyebar di antara penduduk, banyak unit penjaga lingkungan di sini di Chongjin membuat pernyataan resmi kepada orang-orang di pertemuan mingguan mereka, mengatakan bahwa berbicara tentang kesehatan pemimpin adalah 'tindakan reaksioner'.
Alih-alih karena kondisi kesehatan yang memburuk, penurunan berat badan Kim Jong-Un diklaim karena ia mengkhawatirkan rakyat yang kekurangan pangan dan negara yang menghadapi krisis.
“Unit penjaga lingkungan juga mengatakan penurunan berat badan secara tiba-tiba bukan karena masalah kesehatan, melainkan karena dia menderita dalam kesendirian demi negara dan orang-orang yang berada dalam krisis," ungkapnya.
Beberapa orang di pertemuan itu mengaku "patah hati" mengetahui pemimpin mereka menderita sendirian dalam menghadapi krisis nasional.
Meski, sumber tersebut juga mengatakan bahwa beberapa yang hadir menganggap penurunan berat badan Kim Jong-Un sebagai hal yang baik.
Mereka menjelaskan: “Ini adalah pertama kalinya pihak berwenang merasa perlu untuk secara resmi menjelaskan melalui unit-unit penjaga lingkungan di setiap wilayah bahwa Yang Mulia tidak memiliki masalah kesehatan.
“Namun di sisi lain, beberapa warga setuju, mengatakan bahwa penurunan berat badan Kim bukanlah hal yang buruk, karena penampilannya sebelum dia kehilangan berat badan tampaknya lebih berbahaya bagi kesehatannya,"
Gaya hidup Kim yang tidak sehat -termasuk kesukaan akan keju cheddar dan kecintaan pada cognac Hennessy yang mahal- telah didokumentasikan selama bertahun-tahun.
Jim Hoare, seorang rekan peneliti dengan Bagian Jepang dan Korea di Sekolah Studi Oriental dan Afrika London (SOAS), setuju bahwa Kim tampak "berpenampilan menarik".
Hoare mengatakan, “Dia telah menjalani gaya hidup yang bermasalah dan itu terlihat.
“Tetapi sementara dia mungkin kehilangan berat badan karena penyakit, saya pikir itu mungkin juga melalui diet.
"Tapi saya bukan dokter medis dan menghindari spekulasi tentang masalah ini," tegasnya.
(*)