Orang Mbundu percaya bahwa jika seorang anak dilahirkan dengan tali pusar yang melilit di lehernya, mereka akan tumbuh menjadi sombong dan angkuh.
Nzinga memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara laki-laki tetapi Nzinga sangat disukai oleh ayahnya.
Sang ayah mengizinkannya untuk menyaksikan pemerintahannya atas kerajaan dan sering membawa Nzinga bersamanya saat berperang melawan penjajah Portugis.
Selama bertahun-tahun Nzinga menjadi pejuang yang hebat, pemburu yang terampil, diplomat yang hebat, dan politisi yang tiada duanya.
Nzinga sangat cerdas dan cepat belajar berbicara dan menulis bahasa Portugis dengan lancar.
Kehidupan Nzinga berubah selamanya setelah saudara laki-lakinya, Mbandi, mengambil alih tahta pada tahun 1617.
Nzinga menjadi utusan khusus dalam negosiasi dengan Portugis, yang telah membawa banyak orang ke dalam perbudakan.
Pada tahun 1622 kakaknya mengirim Nzinga ke kota Luanda untuk merundingkan perjanjian damai dengan Portugis.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR