Intisari-online.com - Seperti kita tahu salah satu penjejah terbesar di Indonesia, adalah Belanda, Inggris, Portugis, dan juga Jepang.
Selain nama itu tampaknya tak ada negara lain yang tercatat pernah menjajah Indonesia.
Namun, dalam sebuah laporan terbaru yang dimuat di Kompas.com, ada satu lagi negara di Eropa yang diam-diam ikut melaklakukan penjajahan di Indonesia.
Negara tersebut adalah Swiss, sebuah negara yang sering menjadi rumor bahwa Bung Karno memiliki kekayaan yang disimpan di Bank Swiss.
Menurut Kompas.com, Swiss adalah negara kecil yang tidak memiliki kekayaan alam sejak dulu, dan sudah mencoba untuk mencari uang, di era kolonialisme.
Swiss dikenal sebagai penyuplai tenaga kerja ketentaraan, termasuk di tubuh VOC.
Semua itu dilakukan Swiss dengan tujuan satu yakni mencari uang dan keuntungan, jelas semua adalah alasan ekonomi.
Selain itu Swiss juga mencari peluang di bidang industri tekstil, mereka mencari bahan baku lalu mengekspornya.
Tak hanya itu, kiprah Swiss dalam melakukan penjajahan Indonesia dilihat sejak abad ke-19, setelah Belanda membuka investasi asing untuk perkebunan di Sumatera.
Khususnya perkebunan tembakau yang terlihat di Zurich ada industri tembakau yang namanya Villa Patumbah.
Padahal saat itu zaman perkebunan tembakau adalah masa yang suram bagi Indonesia.
Masa eksploitasi rakyat setempat, akibat industri tembakau yang dianggap sangat menjanjikan, hingga membuat investor Belanda ikut bermain di sana.
Pengusaha Swiss yang mulai terdesak mencari alternatif lain dengan perkebunan kopi dan akret.
Namun, investor Swiss tetap disukai Belanda ketimbang Inggris, karena negara Inggris dianggap imperalis, dan ancaman bagi Belanda.
Dalam keterlibatannya dengan kolonialisme, serdadu bayaran Swiss lebih banyak masuk dalam KNIL terutama era 1850-1860.
Belanda lebih banyak merekrut tentera Eropa ketimbang melatih tentara pribumi yang dikhawatirkan melahirkan pemberontak seperti di India.
Namun, di Indonesia orang Swiss disukai karena netral dan bukan negara Imperalis.
Awalnya keberadaan pengusaha Swiss di Sumatera mencapai 5 persen, namun akhirnya hanya tersisa 1 persen, dan mererka memiliki posisi penting.
Selain itu, memang sangat sedikit fakta tentang orang Swiss dan keterlibatannya dalam kolonialisme di Indonesia.
Namun ada beberapa bukti tersebut yang mengatakan mereka juga terlibat dalam beberapa hal.
Misalnya,ada perusahaan di Bern yang terlibat langsung dengan perdagangan manusia.
Bern terlibat dalam investasi di Karibia, bagaimana di sana menggunakan budak untuk perkebuman tebu.
Di Lombok, ada juga orang Swiss yang terlibat perdagangan budak sampai era 1860, setelah itu perbudakan di Indonesia dihapus.