"Keluarganya tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka sedang karantina. Inilah yang sedang terjadi," ujarnya.
Selain jumlah kematian Covid-19 yang meningkat, tingkat bunuh diri di Malaysia juga meningkat.
"Sejak pandemi Covid-19, jumlah orang sekarat telah meningkat. Beberapa dari mereka melakukan bunuh diri karena masalah finansial. Kami menangani kira-kira satu sampai tiga kematian itu setiap harinya dan lebih dari 20 kematian setiap bulan," ujar pengurus pemakaman Kelvin Teh dilansir dari The Straits Times.
"Jumlah kasus sudah terlalu tinggi sehingga kami sekarang menghadapi kekurangan peti mati. Krematorium dipesan penuh setiap hari," tambahnya.
Rafieudin sangatlah sibuk hari-hari ini sehingga ia hanya bisa tidur selama 2-3 jam sehari.
"Sisanya, aku harus siap siaga untuk menerima telepon, kadang jam 2 malam, 3 dini hari atau 4 subuh, menuntun keluarga melewati proses tersebut, membuat catatan, mengirimkan timku untuk mengambil jenazah dan melaksanakan pemakaman. Kami punya 10 tim yang dikirim setiap harinya," ujarnya.
Ia mendirikan relawan Squad Penanganan Pemakaman Malaysia 5 tahun lalu untuk membantu keluarga yang membutuhkan yang tidak bisa membiayai pemakaman.
Pemakaman meliputi pemakaman Muslim dan non-Muslim serta melibatkan kasus kompleks seperti dekomposisi ataupun jasad pasien HIV.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR