Intisari-online.com -Indonesia baru saja dihantam oleh ledakan kasus Covid-19 yang melumpuhkan hampir segala sektor.
Kondisi yang sama sebelumnya telah terjadi di India, yang pada April lalu jumlah penambahan kasus harian mencapai 100 ribu kasus lebih.
Rata-rata kasus harian dalam 7 hari di India mencapai lebih dari 100 ribu kasus.
India segera sadar gelombang kedua Covid-19 akan lebih parah dari gelombang pertama.
Infeksi membludak dan jumlah kematian yang semakin banyak telah membuat headlines di seluruh dunia, dan gambar-gambar kremasi massal serta warga mengantri untuk tabung oksigen gratis beredar di media sosial.
Kini, India berhasil menurunkan jumlah kasus di kota-kota besar, tapi pandemi menyebar cepat di sepanjang distrik desa-desa, dengan peningkatan kasus tertinggi dicatat di Rajasthan, Maharashtra, Uttar Pradesh, Karnataka, Andhra Pradesh, dan Kerala.
Laporan dari State Bank of India (SBI) menyebut pada pertengahan Mei, distrik desa menyumbang 50% dari semua kasus baru di negara tersebut.
Amravati di Maharashtra paling terdampak dengan jumlah besar kasus baru, dan juga yang di Nagpur di Maharashtra juga menjadi tempat penyebaran.
Sekitar 35% dari kematian Covid-19 di Haryana telah dilaporkan dari distrik desa, antara lain terbanyak di Hisar (258), Bhiwani (217), Fatehabad (159), dan Karnal (150).
Gelombang kedua juga menyerang desa-desa di Gujarat, yang mencatat 90 kematian dalam 2 hari dari satu desa saja, Chogath, yang memiliki populasi sebanyak 13 ribu.
Dua negara bagian terbesar dan terpadat India, Uttar Pradesh dan Bihar juga mencatat peningkatan drastis kasus Covid-19 di distrik desa mereka.
Tentu saja angka sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan, karena India, sama dengan Indonesia, memiliki tingkat tes Covid-19 yang rendah dan orang-orang ragu untuk melakukan tes.
Fasilitas kesehatan yang kurang memadai di pedesaan India membuat penanganan Covid-19 gelombang kedua di India jauh lebih sulit daripada gelombang pertama.
Beberapa hal yang menyebabkannya antara lain koneksi internet yang jelek, akses smartphone rendah, buta aksara digital dan rendahnya kesadaran mengenai keamanan vaksin.
Lebih dari itu, ada juga masalah ketersediaan dosis, yang memperparah keterlambatan.
Survei di rumah tangga India Desember 2020 di 60 distrik di 16 negara bagian menemukan preferensi rendah untuk vaksin dan hanya 44% yang bersedia membayar.
India perlu menerapkan cara mencegah terjadinya bencana kesehatan di pedesaan India, mengingat sebagian besar India terdiri dari pedesaan, sebuah langkah yang bisa ditiru Indonesia.
Krisis ekonomi membuat tantangan semakin akut.
Lockdown membuat penduduk desa yang sebagian besar pekerja harian atau pedagang kaki lima di kota terdekat kehilangan mata pencahariannya, kasus yang mirip dengan Indonesia.
Sedangkan para pekerja migran di kota besar juga diharapkan menghasilkan uang walaupun kenyataannya banyak yang kehilangan pekerjaan, kasus yang juga mirip dengan Indonesia.
Secara keseluruhan, survei pada Oktober 2020 di antara masyarakat perkotaan dan pedesaan di 11 negara bagian menemukan bahwa hampir 70% rumah tangga tidak mengonsumsi makanan bergizi, dengan sekitar setengahnya melewatkan setidaknya satu kali makan setiap hari.
Jika India ingin mencegah bencana kemanusiaan di daerah pedalamannya, diperlukan strategi yang efektif untuk mengendalikan penyebaran virus, serta upaya yang tulus dan tepat sasaran untuk menghidupkan kembali ekonomi pedesaan dan memberikan layanan kesejahteraan kepada masyarakat.
Indonesia juga perlu menerapkan beberapa hal ini, antara lain:
Pelatihan lebih banyak nakes untuk mengidentifikasi gejala awal Covid-19.
PKK difungsikan mempromosikan kesadaran gejala dan perilaku yang pantas dilakukan oleh pasien Covid-19 agar disebarkan ke seluruh rumah tangga.
Meningkatkan tes, triase dan penanganan.
Mekanisme screening, isolasi dan pelacakan kasus harus diperkuat bersama dengan monitor kasus isolasi mandiri.
Fasilitas untuk Covid-19 juga harus ditingkatkan dan fokus diberikan kepada kesehatan mental.
Administrasi kesehatan lokal memberikan triase pasien untuk mengurangi tingkat kematian.
Vaksinasi ditingkatkan, terutama bagi yang berusia di atas 45 tahun.
Serta pemerintah pusat dan lokal menerapkan bantuan untuk menyediakan pangan, air minum, sanitasi dan pekerjaan bagi warga.