Intisari-online.com - Pandemi Covid-19 kini merajalela di Asia, dan kini Asia Tenggara disebut-sebut sebagai episentrum Covid-19 di dunia.
Hal ini dikatakan oleh media Vietnam 24h.com.vn, pada Jumat (16/7/21) yang mengutip sebuah data penelitian dari Universitas John Hopskins.
Asia Tenggara kini menjadi "medan pertempuran" baru untuk gelombang penyebaran Covid-19 terkuat di dunia.
Bahkan angka penyebaran Covid-19 di Asia Tenggara melampaui tempat lain di Amerika Lain dan India.
Menukil Bloomberg, melalui analisis data Universitas John Hopkins (AS), jumlah infeksi Covid-19 dalam seminggu terakhir telah meningkat lebih dari 41%.
Dengan jumlah setara dengan lebih dari setengah juta pasien.
Angka kematian akibat Covid-19 meningkat 39% dalam 7 hari hingga 14 Juli.
Ini adalah angka kematian tercepat di dunia saat ini dan kemungkinan akan meningkat lebih cepat.
Karena jumlah kematian sering melonjak setelah wabah jumlah infeksi Covid-19.
Sementara itu, tingkat vaksinasi di Asia Tenggara adalah 9%, tepat di atas Afrika dan Asia Tengah.
Tetapi jauh di belakang kawasan maju seperti Eropa Barat atau Amerika Utara.
Ketika sebagian besar negara maju dibuka kembali.
Situasi epidemi yang rumit di kawasan itu memaksa negara-negara Asia Tenggara untuk menerapkan kembali langkah-langkah jarak sosial.
Indonesia, ekonomi utama di Asia Tenggara, melampaui India dalam jumlah kasus baru per hari minggu ini, menjadikannya "episentrum" baru di Asia.
Beberapa negara tetangga juga mencatatkan peningkatan tajam jumlah kasus Covid-19.
Penyebab peliknya situasi penyakit di Asia Tenggara diyakini karena mengamuknya varian Delta yang pertama kali ditemukan di India.
Strain ini dianggap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai "strain paling menular".
Noor Hisham Abdullah, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan Malaysia, mengatakan pada 15 Juli bahwa strain Delta "hanya membutuhkan waktu 5 detik" untuk dapat menginfeksi silang dari orang ke orang.
Selain itu, kelangkaan vaksin Covid-19 juga disebut-sebut menjadi penyebab rumitnya situasi epidemi di Asia Tenggara.