Delapan hari setelah mengeluarkan ultimatum, pasukan Tiongkok tiba dan menemukan sebuah kamp kosong, kemudian membakarnya.
Ketika mereka pergi, para penambang kembali dan para pekerja China juga keluar dari persembunyian. Dalam waktu setengah tahun, Zheltuga kembali berbisnis.
China kemudian mengirim pasukan kedua, yang jauh lebih besar, pada hari-hari awal Januari 1896.
Seorang utusan menawarkan Rusia kesempatan untuk mundur tanpa cedera ke tepi lain Amur.
Apa yang terjadi selanjutnya sulit dipastikan. Menurut satu versi, Rusia lebih suka menghindari konfrontasi tetapi tentara China menyerang secara tak terduga.
Versi lain mengatakan bahwa Rusia tetap tinggal untuk melindungi sesama penambang China. Bagaimanapun, yang terjadi selanjutnya adalah pembantaian.
Alexander Lebedev, seorang sejarawan Republik Zheltuga, menulis pada tahun 1896:
Hampir tidak pernah tentara China melihat penduduk Zheltuga bergerak melintasi es Amur ketika mereka menyerang rekan senegaranya yang tak berdaya. Tentu saja semua orang berpencar ke arah yang berbeda sebaik mungkin; mereka berlari melewati tepian salju dan melintasi lubang-lubang di tanah; mereka memanjat balok es atau bersembunyi di belakang mereka di mana mereka cukup besar untuk memberikan perlindungan.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR