Intisari-Online.com -Penyelidikan tentang asal-usul Covid-19, terutama terkait dengan teori kebocoran laboratorium di Wuhan, nampaknya hanya memiliki satu kesempatan tersisa.
Sementara itu, sebuah fakta terbaru menunjukkan bahwa kemungkinan dunia harus menunggu dua dekade lagi untuk memperoleh data sebenarnya dari pihak China.
Seperti diketahui, di tengah semakin meningkatnya tekanan untuk dilakukannya penyelidikan terbaru asal-usul Covid-19, muncul sebuah fakta menarik dari Wuhan.
Sebuah cacatan dan pedoman internal dari Institut Virologi Wuhan mengungkapkan adanya proyek rahasia di lokasi yang dituding menjadi asal muasal virus corona.
Hanya saja, penyelidikan selanjutnya seolah-olah tidak akan pernah bisa berkembang ke arah yang lebih baik.
Baru-baru ini,Tang Kaihong, perwakilan lokal dari Administrasi Nasional China untuk Perlindungan Rahasia Negara, menegaskan tentang risiko keamanan nasional terkait dengan proyek rahasia di Wuhan.
Lebih lanjut, seperti dilansirWashington Post,Kaihong juga memberikan peringatan tegas kepada upaya seteiap mata-mata asing yang ingin membongkar rahasia tersebut.
Padahal, banyak pihak yang meyakini bahwa proyek penelitian rahasia yang dilakukan di laboratorium itu bisa menjadi kunci tentang asal mula pandemi.
Bahkan, bisa jadi, teori kebocoran laboratorium Covid-19 pada akhirnya akan diputuskan kebenaran atau juga kesalahannya berdasarkan informasi rahasia tersebut.
Laboratorium Wuhan sendiri telah lama menarik perhatian global karena penelitiannya tentang virus corona kelelawar di kota tempat pandemi dimulai.
Salah satu faktor yang semakin menyudutkan pandangan dunia ke laboratorium tersebut adalah adanya teori kebocoran laboratorium.
Teoritersebut baru-baru ini menjadi bahan perdebatan publik baru setelah beberapa ilmuwan terkemuka menyerukan penyelidikan penuh tentang asal-usul virus.
Pada Januari, AS mengatakan bahwa laboratorium Wuhan telah bekerja pada proyek-proyek rahasia, termasuk percobaan hewan, dengan militer China sebagai mitranya setidaknya sejak 2017.
Sebuah catatan publik laboratorium yang bekerja dengan rumah sakit militer China kemudian mengungkapkan adanya proyek-proyek yang tidak diklasifikasikan untuk obat-obatan.
Hanya saja, pada Maret 2014, China memperbarui peraturan tetngan Undang-undang Rahasia Negara.
Hal ini membeirkan panduan praktis bagi setiap pihak di China yang bekerja di bidang dengan informasi sensitif untuk dapat menyembunyikan sebuah informasi dengan sangat baik.
Presiden Xi Jinping sendiri menyatakan keamanan nasional sebagai prioritas, dengan mengatakan negara itu menghadapi ancaman yang meningkat.
Karena ambang batas China untuk klasifikasi rahasia lebih rendah daripada di beberapa negara-negara lain, maka Undang-Undang Rahasia Negara negara itu memilki aturan ketat terkait urusan militer dan diplomatik.
Hingga pada akhirnya, topik tentang proyek rahasia di laboratorium Wuhan pun hingga saat ini tidak pernah bisa benar-benar diketahui.
Bahkan, laboratorium telah membagikan formulir kepada para peneliti dan siswanya untuk menyegel segala macam penelitian yang mereka lakukan.
Mereka memang diberi kesempatan untuk bisa mengumumkan penelitian tersebut, tapi itu baru bisa dilakukan setelah lebih dari 10 hingga 20 tahun.
Dengan kata lain, dunia tidak bisa benar-benar mengetahui proyek-proyek rahasia di laboratorium Wuhan selama lebih dari 2 dekade mendatang.
Untuk itulah, banyak pihak yang kemudian menganggap bahwa kesempatan terakhir untuk mengungkap asal-usul Covid-19 ada di tangantim investigasi yang dibentuk oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Tak ayal, Biden pada akhirnya memberikan perintah langsung kepada lembaga-lembaga intelijennya untuk bekerja ekstra.
Mereka diminta harus bisa menentukan sumber virus yang telah menyebar hampir ke seluruh dunia tersebut.
Bahkan, untuk bisa benar-benar mengungkapkan asal mula dari virus corona, tim investigasi bisa saja meneliti segala hal yang dilakukan di laboratorium Wuhan selama lebih dari 10 tahun.