Advertorial
Intisari-online.com - Pasar makananbasah Wuhan dikenal sebagai awal mulanya Covid-19 muncul di China, dilaporkan pada Desember 2019.
Pasar itu, secara ilegal menjual banyak hewan liar yang diyakini menjadi inang Covid-19.
Menurut Bloomberg, penelitian itu diterbitkan kurang dari dua minggu setelah Presiden Joe Biden mengarahkan badan intelijen untuk menyelidiki Covid-19.
Babi, musang, dan berbagai hewan dijual di pasar hewan di Wuhan, antara Mei 2017 dan November 2019.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh tim ilmuwan yang diterbitkan 6 Juni di Jurnal Scientific.
Temuan baru yang mendukung kesimpulan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus SARS-CoV-2 lebih mungkin ditularkan dari hewan ke manusia.
Mungkin langsung dari kelelawar atau sepesies perantara, hewan liar yang dijual di pasar hewan laut Huanan di Wuhan.
Robert Garry, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Universitas Tulane di New Orleans, AS, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan.
"Laporan ini mencakup hewan liar yang rentan terhadap virus SARS-CoV-2 ada di sini di Wuhan. Ini bisa dianggap sebagai wahyu besar," katanya.
Tim peneliti menegaskan bahwa akses ke data yang digunakan dalam laporan benar-benar acak.
Temuan ini didasarkan pada survei berkala di toko-toko yang menjual satwa liar hidup sebagai hewan peliharaan atau makanan di seluruh Wuhan, sebelum epidemi Covid-19 muncul.
"Hewan liar yang dijual di pasar makanan laut Wuhan hidup dalam kondisi sanitasi yang buruk dan berpotensi menimbulkan risiko penularan penyakit," kata Xiao Xiao, penulis studi, dari Pusat Penelitian Hewan di Universitas Hong Kong Hubei Medical di Wuhan.
Menurut tim, hewan liar yang ditumpuk dalam kondisi buruk.
"Penjual tanpa sertifikat asal atau sertifikat karantina, ini pada dasarnya adalah perdagangan ilegal," kata para peneliti.
"Laporan tersebut merupakan bukti konklusif bahwa ada masalah dengan hewan liar yang dijual di pasar," kata Profesor Garry.
Segera setelah ditemukannya pandemi Covid-19, China melarang perdagangan satwa liar pada 26 Januari 2020, dan sebulan kemudian, melarang penggunaan satwa liar untuk makanan.
"Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan di China menyebutkan bahwa pasar makanan laut Wuhan secara ilegal menjual hewan liar," kata Michael Worobey, dekan departemen ekologi dan biologi evolusi di University of Arizona.
"Informasi ini tidak pernah diungkapkan kepada WHO oleh China," tambahnya.
Di masa lalu, China telah mempromosikan penelitian yang membuktikan bahwa virus SARS-CoV-2 memiliki asal yang sepenuhnya alami, mengalami evolusi, dan ditularkan dari hewan ke manusia.
Sebaliknya, AS dan negara-negara Barat fokus pada hipotesis bahwa virus SARS-CoV-2 bocor dari laboratorium Wuhan.