Di antara bidang prioritas di bawah rencana kerja IAI adalah infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, TIK, kerjasama ekonomi regional, pariwisata, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup.
Timor Leste bergabung dengan Forum Regional Asean pada tahun 2005 dan menyetujui Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara pada tahun 2007 sebelum membuat aplikasi keanggotaan formal pertama pada Maret 2011.
Prediksinya adalah menjadikan Timor Leste sebagai anggota penuh pada tahun 2015 dan studi kelayakan dilakukan terhadap rencana ini.
Pada tahun 2013, sekretaris jenderal ASEAN Le Luong Minh memberi kesan bahwa semua negara anggota setuju dengan penerimaan, tetapi penundaan penerimaan secara efektif dimulai tahun itu dengan tuntutan agar Timor Leste membangun kapasitasnya untuk dapat memenuhi komitmen dan berkontribusi sepenuhnya ke Asean.
Beberapa negara, terutama Singapura, merasa bahwa aksesi Timor Leste akan menyebabkan ketegangan keuangan dengan negara-negara anggota harus berkontribusi terhadap perkembangannya.
Kemungkinan kontribusi Timor Leste terhadap integrasi regional Asean melalui potensi dana kekayaan kedaulatannya dari minyak dan gas, yang diperkirakan mencapai lebih dari US$20 miliar (Rp285,5 triliun) selama dekade berikutnya, tidak dipertimbangkan.
Empat evaluasi selanjutnya dilakukan, termasuk satu oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB).
Hasil dari penerimaan ini hanya tertunda dengan alasan yang sama "belum siap".
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR