Intisari-Online.com -Meski gencatan senjata antara Israel dan Palestina telah terjadi, karier Gal Gadot di dunia hiburan justru masih terancam.
Selain diusulkan untuk dipecat dari sebuah acara dokumenter, pemeran Putri Diana tersebut juga terlibat konflik dengan perusahaan yang memproduksi Wonder Women.
Semuanya berawal dari sikap Gal Gadot dalam konflik Israel-Palestina, terlebih setelah dirinya membuat cuitan yang memicu kegeraman umat Islam seantero Bumi.
Banyak yang menilai sang Wonder Woman tidak peka dengan kondisi rakyat Palestina yang remuk redam di tangan militer Israel.
Hal inilah yang pada akhirnya memicu sekelompok aktivis telah meminta National Geographic untuk menghentikan aktris Israel Gal Gadot dari posisipembawa acara program serial dokumenter baru-baru ini yang disebut Dampak.
Serial ini sendiri dikenal karena "mengikuti kisah-kisah kuat dari enam wanita yang membuat dampak luar biasa pada komunitas mereka di seluruh dunia."
Hanya saja, pada episode kelima, kritik tajam ditujukan kepada Gal Gadot oleh para aktivis.
Mereka menilai keberadaan Gal Gadot dalam serial tersebut bak ironi tragis, seperti dilansir dari Middle East Monitor.
Sebab, jika dalam acara tersebut sang Wonder Women terlihat sangat menyoroti penderitaan masyarakat, di dunia nyata dirinya justru mendukung Israel yang dinilai menindas rakyat Palestina.
Faktanya, Gal Gadot memang pernah bertugas di militer Israel selama dua tahun.
Selain itu, di media sosial, dirinnya juga diketahui sangat aktif mendukung sikap negaranya, termasuk terhadap Palestina.
Beberapa aktivis yang menyerukan pemecatan Gal Gadot dalam serial National Geographic adalah aktivis BDS dan salah satu pendiri Code Pink, Ariel Gold.
Gold membagikan petisi di situs web di mana dirinay menulis:
"Gal seharusnya tidak berbicara tentang hak-hak masyarakat adat, karena dia secara langsung mengambil bagian dalam menggusur warga Palestina di Palestina. Beritahu National Geographic untuk berhenti bekerja dengannya!"
Petisi yang telah ditandatangani oleh lebih dari 4.000 orang tersebutmenyoroti waktu Gal Gadot bertugas sebagai "pelatih tempur di militer Israel dan kemudian menggunakan karir modeling untuk menutupi kejahatan perang Israel ... [dia] telah secara langsung berpartisipasi dalam kekerasan terhadap penduduk asli."
Aktris Wonder Womantersebut juga dianggap terus menjadi pendukung vokal militer Israel dan pemerintah Israel, yang terus membersihkan etnis Palestina dari tanah mereka.
"Merupakan penghinaan bahwa Gal Gadot harus menjadi pembawa acara serial yang seharusnya 'memberdayakan wanita' ketika dia memuji tentara yang menyakiti dan membunuh wanita Palestina setiap hari," tulis Gold dalam petisinya.
Bintang Hollywood itu menghadapi reaksi keras di media sosial awal bulan ini terkait cuitannya saat Israel membombardi Jalur Gaza.
"Israel berhak hidup sebagai negara yang bebas dan aman ... Tetangga kita berhak mendapatkan hal yang sama," tulis Gal Gadot saat itu.
Banyak yang merasa komentar itu tidak sensitif karena tidak mengakui Palestina sebagai rakyat.
Sementara yang lain menunjukkan peran Gal Gadot di militer dan dukungannya untuk negara apartheid meskipun ada kebijakan genosida di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Seiring dengan serangan terhadap Gal Gadot yang terus dilontarkan warganet dan aktivis, perusahaan hiburan yang memproduksi "Wonder Woman", Warner Bros pun sampai turun tangan.
Warner Bros dilaporkan secara khusus meminta Gal Gadot untuk memperbaiki situasi terkait dengan unggahannya di media sosial.
Menurut orang dalam Daniel Richtman, seperti dikutip dari We Got This Covered,studio meminta Gal untuk "menarik kembali kata-katanya," tetapi dia menolak melakukannya dan tetap berpegang pada apa yang dia katakan.
Kondisi tersebut memang tidakserta mertaakan membuat Gal Gadotdikeluarkan dari DCEU atau semacamnya, tetapi sepertinya seluruh situasi mungkin telah menciptakan sedikit gesekan di antara kedua pihak.
Belum lagi dari sudut pandang WB, salah satu properti mereka yang paling berharga (Wonder Woman) kini hadir dengan kontroversi yang cukup besar yang menyertainya.
Tapi seperti yang selalu terjadi, badai dan kemarahan di sekitar Gal Gadot pasti akan mereda pada saat dia kembali menjadi Putri Diana dan sangat kecil kemungkinannya hal ini akan berdampak pada kariernya dalam jangka panjang.