Intisari-Online.com - SAS Inggris, salah satu pasukan khusus terbaik di dunia, ikut bertanggungjawab untuk memastikan keamanan dan keselamatan keluarga kerajaan Inggris.
Hal itu dilakukan salah satu pasukan khusus terbaik di dunia tersebut meski sudah ada unit khusus dari Polisi Metropolitan London yang mengemban tugas tersebut.
Komando perlindungan keluarga kerajaan sendiri sering terlihat mengawal Ratu, Pangeran Philip, dan anggota keluarga lainnya dengan tatapan tajam.
Namun, melansir wearethemighty.com, jika hal yang tidak terduga terjadi, di mana agen Komando Perlindungan berhasil dikuasai dan dipersenjatai dalam perang melawan teroris, penyandera, atau musuh lainnya, SAS selalu siap untuk bergerak.
Selain itu, SAS juga melakukan tugas melatih keluarga kerajaan Inggris, termasuk putri kerajaan, dalam latihan antiteror.
Pelatihan dilakukan sedemikian rupa agar para bangsawan Inggris dapat memiliki kemampuan dasar untuk melindungi diri sendiri.
Mendiang Putri Diana termasuk yang pernah merasakan latihan bersama SAS tersebut. Bahkan, ia sempat mengalami sebuah insiden yang mengejutkan.
Sejak Princes (Putri) Diana Spencer menjadi isteri Pangeran Charles (1981), Kerajaan Inggris pun demi memberi jaminan keamanan keduanya.
Kerajaan Inggris menerapkan prosedur tetap dengan cara melibatkan keduanya dalam latihan antiteror yang digelar pasukan elit Inggris, Special Air Service (SAS).
Tujuan pasukan SAS melibatkan para Putri Kerajaan dalam latihan antiteror yang digelar secara khusus, adalah jika pada kondisi tertentu para Putri Kerajaan Inggris sampai disekap oleh teroris, mereka akan terbiasa dengan cara-cara SAS melakukan aksi pembebasan sandera melalui operasi militer.
Latihan simulasi operasi pembebasan sandera yang diikuti Putri Diana bersama pasukan SAS (1983) termasuk yang paling ‘serius’, karena Diana harus terbiasa dengan suara letusan senjata dan ledakan granat cahaya.
Meskipun granat dan peluru yang digunakan SAS dalam operasi pembebasan ‘sandera Diana’ bukan merupakan amunisi asli, ledakan suara tembakan peluru dan granat cahaya tetap sangat keras.
Baca Juga: Kisah Drupadi yang Menikahi Lima Suami Pandawa, Berawal dari Arjuna yang Memenangkan Sayembara
Granat cahaya biasa digunakan dalam operasi pembebasan sandera oleh pasukan khusus.
Tujuannya adalah untuk membutakan sesaat mata penyandera sehingga bisa lebih mudah untuk dilumpuhkan.
Tapi operasi pembebasan sandera menggunakan granat cahaya juga akan membuat buta sesaat mata sandera sehingga demi menghadapi kemungkinan buruk itu, Putri Diana juga harus dibiasakan menghadapi silaunya granat cahaya.
Ketika Putri Diana sedang berlatih bersama pasukan SAS, ledakan granat cahaya ternyata menyambar rambut dan dahi Diana sehingga sempat mengalami kebakaran serta luka ringan.
Berkat cedera ringan yang dialami Putri Diana itu, pasukan SAS kemudian memberlakukan setiap Putri Kerajaan Inggris yang sedang dilatih simulasi pembebasan sandera harus menggunakan helem pengaman.
Helem serupa kemudian dikenakan pula terhadap Kate Middleton.
Begitupun oleh Meghan Markle yang mendapat pelatihan antiteror pada bulan Mei 2018.
Mengutip wearethemighty.com, Insiden yang menimpa Putri Diana sendiri tertutupi dari pers karena Putri Diana segera memangkas rambutnya setelah itu.
Namun, SAS Inggris tidak akan berada di bawah tuntutan, karena untuk pelatihan itu, Pangeran Charles menulis sebuah pernyataan.
Catatan pribadi selama kursus pelatihan Pangeran Charles itu kini terkenal.
Bunyinya, “Jika demonstrasi ini salah, saya, Pangeran Wales yang bertanda tangan di bawah ini, tidak akan mengirimkan Resimen Layanan Udara Khusus Skuadron 22 B ke Menara London. Charles. "
Catatan itu masih dibingkai di Hereford hingga hari ini.
(*)