Intisari-Online.com -Suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip, meninggal dalam usia 99 tahun pada Jumat (9/4/2021).
Kematian Pangeran Philip dikonfirmasi oleh Istana Buckingham, sebagaimana dilansir dari kantor berita AFP.
Sebelumnya Pangeran Philip sempat dibawa di rumah sakit pada 16 Februari 2021 dan pulang setelah dirawat inap selama sebulan.
Pangeran Philip yang menikah dengan Ratu Elizabeth II selama hampir delapan dekade, pensiun dari tugas-tugas Kerajaan Inggris pada 2017 dalam usia 96 tahun.
Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II itu telah merayakan ulang tahun pernikahan ke-73 pada November 2020.
Menemani Ratu Eizabeth II hingga akhir hayatnya, ternyata sebelum menikahi Ratu, keluarga kerajaan meragukan Pangeran Philip untuk menjadi pasangan hidupnya.
Saat menikahi Letnan Philip Mountbatten di Westminster Abbey pada 20 November 1947, usia sang Ratu saat itu masih 21 tahun.
Hubungan pernikahan keduanya juga merupakan yang terlama dari penguasa Inggris mana pun.
Pangeran Philip telah mendampingi sang Ratu melalui masa-masa baik dan buruk.
Pangeran Philip, yang mendampingi Ratu Elizabeth II selama hampir delapan dekade, pensiun dari tugas publiknya pada 2017 pada usia 96 tahun.
Pasangan ini telah bertahan melalui ujian dalam pernikahan mereka, sementara pasangan kerajaan lainnya telah gagal.
Namun, sebuah film dokumenter baru mengungkap jalan berliku pasangan tersebut menuju ke altar pernikahan.
Dilansir dari Express.co.uk, sebelum Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth menikah di Westminster Abbey pada 20 November 1947, ada penentangan sengit di lingkungan kerajaan untuk persatuan dan keraguan besar di antara keluarga dekat ratu.
Philip dari Yunani dianggap oleh banyak orang istana tidak cocok menjadi pasangan Putri yang saat itu berusia 21 tahun.
Philip dinilai sombong dan berasal dari latar belakang yang tidak sesuai untuk Putri.
Dengan wajahnya yang tampan, ada juga yang takut bahwa Philip tidak akan setia.
Baca Juga: Nyeri Leher Ternyata Bisa Disembuhkan Lewat Pijat Bagian Kaki Ini
Paman Philip yang ambisius dan licik, Lord Louis Mountbatten, bertekad bahwa tidak ada yang akan menghalangi keponakannya menikahi Elizabeth.
Penelitian tentang Pangeran Philip: The Plot to Make a King telah menemukan dokumen yang sebelumnya tidak dipublikasikan, mengungkapkan perebutan kekuasaan.
Mereka juga mewawancarai beberapa teman dekat Philip untuk penelitian itu.
Kisah cinta Elizabeth dan Philip dimulai pada tahun 1939.
Selama kunjungan rutin Kerajaan ke Dartmouth Naval College di mana Philip sebagai seorang calon perwira, Mountbatten mengatur keponakannya untuk mendampingi Putri Elizabeth dan Margaret.
Bagi Elizabeth, hari suramnya berubah oleh pemuda gagah itu dan Mounbatten memastikan Philip selalu berada di sisi Elizabeth.
Elizabeth tergila-gila pada Philip, keduanya sibuk saling surat-menyurat dan diklaim Elizabeth tidak pernah melirik Pria lain selain Philip.
Philip melayani Inggris dengan segala perbedaannya selama perang, dan dia tetap berhubungan dengan Elizabeth.
Kepada seorang petugas pencatat percakapan Philip mengaku bahwa pamannya punya ide untuk Philip menikahi Elizabeth dan Philip sendiri sangat menyukai Elizabeth.
Di Istana Buckingham dan para politisi ada kekhawatiran tentang romansa mereka akan berkembang.
Sejarawan Piers Brendon mengatakan, "Mereka pikir Philip bukan seorang gentlemen. Mereka mengira dia kasar, tidak sopan dan arogan."
Mereka menduga Philip mungkin tidak setia pada Elizabeth.
Pernikahan orangtua Philip sendiri berakhir setelah ibunya menderita masalah mental.
Namun, batu sandungan terbesar adalah perkawinan tiga saudara perempuan Philip dengan anggota Nazi.
Pada tahun 1937, Philip difoto di Jerman pada pemakaman saah seorang saudari bersama dengan barisan prajurit yang memberi hormat kepada Nazi.
Mountbatten masih membantu memperjuangkan Philip dan mendorong pernikahan Elizabeth dan Philip, namun Philip meminta pamannya untuk tidak terlalu ikut campur.
Sejarawan kerajaan Christoper Wilson mengatakan, "Mereka tidak suka Philip dan mereka kejam kepadanya."
Pada kunjungan ke Skotlandia tahun 1946, Philip mengumpulkan keberanian untuk melamar Elizabeth.
Elizabeth sangat senang dan langsung menerimanya, tetapi sang Raja masih tidak yakin.
Dia bersikeras menunda setahun untuk memberi putrinya waktu untuk mempertimbangkannya.
Elizabeth tak goyah dengan keinginannya menikahi Philip dan Mountbatten melobi para jurnalis dan politisi untuk mendukung mereka.
Pada tahun 1947, Philip diberikan kewarganegaraan Inggris yang memungkinkan Istana Buckingham menganggapnya sebagai seorang pria Inggris.
Setelah itu, Philip dari Yunani berubah menjadi Philip Mountbatten.
Pertunangan diumumkan pada bulan Juli.
Namun, ada serangan dari menit-menit terakhir sebelum pernikahan, bukan karena pilihan mempelai wanita, namun karena tekanan yang dia tahu akan datang karena menikahi keluarga Kerajaan Inggris.
Philip tidak pernah menyesali pernikahannya, tetapi dia dikatakan bertanya pada kerabat di pagi hari upacara, "Apakah saya sangat berani atau sangat bodoh?"
Meskipun ada keluarga kerajaan yang lebih suka jika pernikahan keduanya tidak terjadi, namun banyak pula kegembiraan yang muncul karena pernikahan itu.
Setelah Elizabeth dinobatkan sebagai ratu, Philip dipaksa meningalkan karier angkatan laut tercintanya.
Dia kemudian menghabiskan waktu untuk berjalan setia mendukung istrinya sebagai ratu.