Waspadai Tawaran Pekerjaan Jadi ART di Turki, Dubes Indonesia untuk Turki Ini Ungkapkan Mengapa Tawaran Itu Tubir Kejahatan Mengerikan

May N

Editor

Ilustrasi perdagangan manusia
Ilustrasi perdagangan manusia

Intisari-online.com -Turki menjadi surga perdagangan manusia terutama untuk mereka yang mendapat pekerjaan asisten rumah tangga di Turki.

Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal.

Ia menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak mudah percaya tawaran pekerjaan sebagai asisten rumah tangga (ART) di Turki.

"Hampir dipastikan semua orang yang ke Turki tawaran sebagai asisten rumah tangga di Turki itu dipastikan adalah ilegal," kata Lalu dalam konferensi pers secara daring, Senin (5/4/2021).

Baca Juga: Yuk Ikutan Daftar! Ratu Elizabeth Buka Lowongan ART Magang yang Gajinya Rp367 Juta, Ini Dia Syaratnya

Lalu menjelaskan, beberapa alasan mengapa pekerjaan sebagai ART di Turki menjadi ilegal.

Alasan pertama, Turki tidak membuka sektor pekerjaan ART untuk orang asing.

Alasan kedua, orang Turki memang tidak menggunakan ART.

Lalu kembali menegaskan agar masyarakat Indonesia tidak mudah percaya ada peluang pekerjaan menjadi ART di Turki.

Baca Juga: Misteri Kematian Suzzanna, Keluarga Baru Tahu Sang 'Ratu Film Horor' Meninggal Usai Dimakamkan, Sang Suami Dicurigai hingga Pengakuan Mengejutkan ART

"Agar tidak menerima tawaran untuk menjadi pekerja sektor asisten rumah tangga di Turki karena dua alasan tadi," ujarnya.

Lalu juga mengungkap jumlah kasus tindak pidana perdagangan orang yang menjadikan warga negara Indonesia (WNI) sebagai korban di Turki.

Menurut dia sejak Januari hingga April 2021 ada 19 kasus perdagangan orang yang melibatkan WNI.

Angka itu hampir menyamai jumlah kasus sepanjang tahun 2020 yakni sebanyak 20 tindak perdagangan orang.

Baca Juga: Pulang Bermain Saksikan Ada Gambar Ini di Tangan Putrinya, Sang Ibu Langsung Panik Sampai Lapor Polisi, Ternyata Arti Gambar di Tangan Ini Sangat Mengejukan dan Berbahaya

"Jadi sudah hampir sama dengan jumlah kasus tahun lalu," ungkapnya.

Lalu mengatakan, dalam 19 kasus perdagangan tersebut tidak ada yang melibatkan warga negara Turki.

Adapun pelaku justru dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari negara konflik dekat Turki dan tinggal di Turki.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait