"Masih terlalu dini mengatakan periode pertumbuhan penjualan senjata selama dua dekade ini berakhir," ujar Pieter D. Wezeman, Peneliti Senir di SIPRI Arms and Military Expenditure Programme.
"Contohnya, dampak Covid-19 atas ekonomi dapat menyebabkan beberapa negara mengkaji ulang pembelian senjata pada tahun-tahun mendatang.
"Namun di saat yang sama, bahkan di puncak pandemi pun, beberapa negara tetap sepakati penjualan senjata secara besar-besaran."
AS tetap menjadi penjual senjata terbesar di dunia, mengirim senjata-senjata ke 96 negara selama 5 tahun terakhir.
Seperempat dari senjata yang diekspor AS masuk ke Arab Saudi.
Rusia adalah pengekspor senjata terbesar kedua, tapi ekspor ini menurun sebesar 22 persen.
Sebagian besar disebabkan karena kegagalan pengiriman senjata ke India.
SIPRI menyebutkan New Delhi mencari cara mengurangi ketergantungan atas senjata Rusia.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR