Makin Mengkhawatirkan, Studi Ungkap Varian Baru Virus Corona B.1.1.7 Rupanya 64 Persen Lebih Mematikan

Tatik Ariyani

Editor

Ilustrasi virus corona (Covid-19).
Ilustrasi virus corona (Covid-19).

Intisari-Online.com - Pada Januari lalu, otoritas Inggris memperingatkan, varian baru Covid-19 (varian virus corona B.1.1.7) diyakini 40 persen lebih mematikan.

Namun, studi yang dipimpin University of Exeter, Inggrismenunjukkan hal berbeda.

Hasil studiditerbitkan di jurnal BMJ Global Health pada Rabu (10/3/2021).

Peneliti membandingkan data dari hampir 55.000 pasang peserta yang dites positif Covid-19 di lingkungan masyarakat, bukan di rumah sakit, sejak Oktober 2020 sampai Januari 2021.

Baca Juga: Keadaannya Sempat Membaik, Bapak 7 Anak Ini Rekam Ucapan Selamat Tinggal ke Keluarga sebelum Meninggal karena Covid-19: 'Aku Sangat Menyayangi Kalian'

Perkembangan pasien lalu dipantau terus oleh peneliti selama 28 hari.

Peserta digolongkan ke berbagai kategori seperti usia, jenis kelamin, dan etnis.

Hasilnya, ditemukan bahwa pasien yang terinfeksi varian virus corona B.1.1.7 ini 64 persen lebih berisiko meninggal.

Baca Juga: Tidak Hanya di Jakarta, Jejak Mutasi Virus Corona B.1.1.7 pun Ditemui di Daerah Ini di Indonesia! Daerah Mana Saja?

Rasio kematian pun meningkat, dari 2,5 menjadi 4,1 per 1.000 kasus.

AFP mewartakan, pengujian di masyarakat cenderung mengambil lebih banyak kasus berisiko rendah.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa jika jenis baru virus corona bisa digeneralisasikan ke populasi lain, varian itu berpotensi menyebabkan kematian tambahan yang substansial dibandingkan virus yang beredar sebelumnya.

Simon Clarke, Associate Professor dalam Mikrobiologi Seluler di University of Reading menerangkan, peningkatan risiko kematian berarti varian B.1.1.7 adalah tantangan berikutnya bagi sistem perawatan kesehatan dan pembuat kebijakan.

Simon menambahkan, "Itu juga membuat vaksin menjadi lebih penting bagi orang-orang yang dipanggil."

Baca Juga: Sudah Kebelet Gempur Taiwan sampai Tiap Hari Pamer Senjata, Amerika Bocorkan Rencana Waktu Kapan China akan Menghancurkan Taiwan

Sementara itu Michael Head, Senior Research Fellow di Global Health University of Southampton memaparkan, temuan ini menyoroti bahaya yang memungkinkan jenis baru Covid-19 menyebar luas.

Michael mengatakan, "Semakin banyak Covid-19, semakin besar kemungkinan munculnya varian baru yang dikhawatirkan."

Ia juga menambahkan kemungkinan yang memengaruhi vaksinasi.

Sejauh ini para produsen vaksin mengklaim produk mereka efektif melawan varian baru virus corona dari Inggris.

Namun, masih ada kekhawatiran vaksin belum cukup kuat menangkal varian baru Covid-19 dari Afrika Selatan.

Artikel Terkait