Intisari-Online.com - Pada Januari lalu, otoritas Inggris memperingatkan, varian baru Covid-19 (varian virus corona B.1.1.7) diyakini 40 persen lebih mematikan.
Namun, studi yang dipimpin University of Exeter, Inggris menunjukkan hal berbeda.
Hasil studi diterbitkan di jurnal BMJ Global Health pada Rabu (10/3/2021).
Peneliti membandingkan data dari hampir 55.000 pasang peserta yang dites positif Covid-19 di lingkungan masyarakat, bukan di rumah sakit, sejak Oktober 2020 sampai Januari 2021.
Perkembangan pasien lalu dipantau terus oleh peneliti selama 28 hari.
Peserta digolongkan ke berbagai kategori seperti usia, jenis kelamin, dan etnis.
Hasilnya, ditemukan bahwa pasien yang terinfeksi varian virus corona B.1.1.7 ini 64 persen lebih berisiko meninggal.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR