Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) telah lama menjadi sekutu Korea Selatan.
Dan baru-baru ini, kedua negara telah meningkatkan kontribusi pasukan AS di Negeri Ginseng tersebut.
Apa itu?
Dilansir darisputniknews.com pada Senin (8/3/2021), setelah Presiden Donald Trump lengser dari jabatan, pembicaran AS dengan Korea Selatan terkait biaya militer terhenti.
Saat itu, AS meminta pemerintah agar Seoul membayar lima kali lipat dari sebelumnya.
Tujuan penambahan biaya itu, nantinya akan membuat jumlah pasukan AS yang bertugas di Seoul dan kota-kota lainnya bertambah banyak.
Diketahui AS memiliki perjalnjiandalam kontribusi Korea Selatan dan berlangsung hingga 2025.
Lalu bagaimana sekarang?
Dilaporkan AS dan Korea Selatan telah mencapai kesepakatan tentang pengaturan pembagian biaya baru untuk kehadiran pasukan AS di Korea Selatan.
Di mana kehadiran pasukan AS itu dikatakan untuk menghalangi Korea Utara.
Biro Urusan Politik-Militer Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa kesepakatan itu, jika diselesaikan, akan menegaskan kembali aliansi perjanjian AS-Korea Selatan.
Sebab kedua negara sudah berjanji untuk menjaga perdamaian,keamanan, dan kemakmuran bagi Asia Timur Laut.
“Aliansi Amerika adalah sumber kekuatan kami yang luar biasa," kataDepartemen Luar Negeri.
"Perkembangan ini mencerminkan komitmen pemerintahan Biden-Harris untuk menghidupkan kembali dan memodernisasi aliansi demokrasi kita untuk memajukan keamanan dan kemakmuran bersama kita."
Saat ini, sekitar 28.000 tentara AS ditempatkan di Korea Selatan.
Pasukan AS berjaga di Korea Selatan
Pasukan Amerika telah berada di Korea Selatan sejak Perang Korea, yang berakhir dengan penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Korea Utara dan pasukan di bawah bendera PBB.
Pyongyang telah berulang kali bersikeras pada penandatanganan perjanjian damai dan ingin pasukan militer AS meninggalkan Korea Selatan.
Tetapi sejauh ini Washington belum menyetujui ini karena merasa Korea Utara masih bisa menjadi ancaman.
Sejak 1991, Korea Selatan telah membayarpasukan AS yang bertugas di semenanjung di bawah perjanjian khusus.
Di bawah pemerintahan Trump, AS telah meminta kenaikan pembayaran 50% dari Korea Selatan.
Seoul awalnya menawarkan untuk meningkatkan pengeluarannya hanya 10%.
Pada Maret 2020, para pihak menyetujui kenaikan 13-14% dan kenaikan berurutan selanjutnya sebesar 7-8% setiap tahun hingga 2024.
Namun, kondisi ini tidak disambut baik oleh Trump dan pembicaraan menemui jalan buntu.