Konon Kehebatannya Setara Osama Bin Laden, Inilah Pimpinan Baru Al-Qaeda, Pernah Jadi Jenderal Militer di Negara Ini dan Diburu dengan Hadiah Rp 142 Miliar Karena Terlalu Berbahaya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

(Kanan) Saif al-Adel, (Kiri) Osama bin Laden.
(Kanan) Saif al-Adel, (Kiri) Osama bin Laden.

Intisari-online.com - Selama ini mungkin Al Qaeda mungkin namanya sudah meredup sejak tertangkapnya Osama bin Laden.

Namun, menurut Daily Mirror pada Kamis (25/2/21), ada sebuah kabar yang mengatakan Al Qaeda mungkin akan bangkit dan kembali menjadi kelompok berbahaya.

Kabar itu berhembus kencang, setelah sosok pemimpin barunya terungkap sebagai sosok yang sangat berbahaya.

Dia adalah Mantan Jenderal Angkatan Darat, yang dikenal dengan julukan "Pedang Kebangkitan".

Baca Juga: Pimpinannya Telah Lama Dimusnahkan Amerika, Al-Qaeda Baru-baru Ini Umumkan Perang Lawan Amerika, Ternyata Begini Detik-detik Saat Osama Bin Laden Ditangkap

Kini diyakini memegang kendali penuh di Al-Qaeda, menurut para ahli.

Bahkan bos baru Al-Qaeda itu tidak hanya dihormati oleh organisasinya, kelompok sekelas ISIS saja disebut juga segan dan menghormatinya.

Menurut laporan, sosok tersebut bernama Saif al-Adel, pemimpin yang diyakini bisa mengembalikan Al-Qaeda pada posisi dan tingkat bahayanya seperti dua dekade lalu.

Saif al-Adel adalah mantan jenderal angkatan darat Mesir, berusia 60 tahun menggantikan pemimpin sebelumnya Ayman Zawahiri, yang diyakini telah tewas.

Baca Juga: Sudah Benci Setengah Mati dengan Iran, KiniAnak BuahDonald Trump TuduhIranJadi 'Pangkalan Baru' Al-Qaeda, Siapkan HadiahRp98,5Miliar untuk Informasi

Mantan jenderal angkatan darat Mesir itu, dianggap sebagai ahli strategi yang berbakat namun kejam.

"Dibandingkan dengan Zawahiri, Saif bahkan sudah setingkat dengan Osama bin Laden," kata seorang ahli teroris pada Mirror.

Desas-desus pembunuhan Zawahiri, yang mengambil alih al-Qaeda sejak 2011, telah membuat badan-badan intelijen Barat mengalihkan perhatian mereka ke Saif.

Dengan alasan bahwa mantan jenderal militer Mesir itu akan menjadi taipan baru Al-Qaeda.

Mata-mata AS dan Inggris telah menyaksikan aktivitas Saif selama bertahun-tahun dan menemukan dia terlibat dalam setiap serangan balas dendam al-Qaeda selama tiga dekade terakhir.

Ali Soufan, mantan pakar FBI tentang kontra-terorisme, menulis bahwa Saif bisa menjadi bos ketiga al-Qaeda dengan catatan teror yang panjang.

Saif pernah dicari dengan hadiah lebih dari 10 juta dollar AS (Rp142 miliar) untuk kasus pemboman kedutaan AS tahun 1998 di Nairobi, Kenya dan Tanzania, menewaskan 224 orang.

Baca Juga: Menjelang Berakhirnya Masa Jabatannya, Menlu AS Mike Pompeo Seenaknya Tuduh Iran Sebagai Markas Baru Al-Qaeda Tanpa Bukti, Rupanya Ini Tujuan Sebenarnya

Saif memimpin kelompok "Pengawal Hitam" sekelompok penjaga yang menjamin keamanan bagi bos teroris Osama bin Laden di Afghanistan.

Saif juga memperkenalkan Khaled Sheikh Mohammed, yang merencanakan serangan 11 September yang mengejutkan dunia pada 2001, kepada bos teroris Osama bin Laden saat dia masih hidup.

Mantan pakar anti-terorisme Soufan menulis, "Posisi dan pengalamannya yang tinggi dalam keamanan dan intelijen militer menjadikan Saif seorang taipan yang berbahaya."

Menurut para ahli, prospek berbahaya adalah Saif dapat menggabungkan jaringan teroris al-Qaeda dengan organisasiISIS dan berusaha untuk menghubungkan dengan kekuatan yang menentang AS dan Barat.

Kolonel Richard Kemp, seorang ahli kontraterorisme Inggris, adalah orang yang diam-diam menyaksikan kegiatan teroris Saif di awal tahun 2000-an.

"Saif lebih mungkin menjadi taipan baru karena sangat dihormati, tidak hanya dari al-Qaeda tetapi juga dari ISIS," katanya.

Bos teroris ini bisa membujuk anggota ISIS untuk bergabung dengan Al-Qaeda.

Baca Juga: Kerja Senyap CIA-Mossad di Balik Pelacakan dan Pembunuhan Orang Nomor 2 Al-Qaeda, AS Makin Leluasa Serang Fasilitas Nuklir Iran?

Sebelumnya, Al-Qaeda dan ISIS hanya bekerja sama, namun pengaruh Saif bisa membuat kedua organisasi teroris ini bersatu.

Saif adalah orang yang cerdas dan strategis. Di bawah Zawahiri, Al-Qaeda tidak berfungsi secara menonjol, sebagian besar karena kepemimpinan.

"Saif dapat membawa Al-Qaeda kembali ke bahaya yang sama seperti sebelumnya, "kata Kolonel Kemp kepada Mirror.

"Saif tahu ke mana harus memberikan pengaruh dan perhatian bukan di Suriah atau Timur Tengah, tetapi di Eropa dan AS," kata Kolonel Kemp.

"Intelijen Inggris telah mengetahui dan mengikuti Saif selama bertahun-tahun. Saya telah mengikuti orang ini," imbuhnya.

"Dalam periode 2002-2006. Di saat itu, Saif dianggap sebagai tokoh besar al-Qaeda, masuk 3 atau 5 besar. Saat ini, sepertinya Saif telah naik ke posisi 1, setelah kematian Osama bin Laden dan inefisiensi Zawahiri," Kolonel Kemp menambahkan.

Artikel Terkait