"Anda tidak boleh mengemudikan Ferrari ke kantor setiap hari, Anda hanya mengendarainya pada hari Minggu. F-35 adalah petarung kelas atas, kami ingin memastikan bahwa kami tidak menggunakan semuanya untuk pertarungan kelas bawah," ungkap Brown.
Pada awalnya F-35 diproduksi untuk menggantikan F-16 yang dirasa sudah ketinggalan zaman sebagai pesawat tempur harian yang bisa diterjunkan di misi-misi sederhana seperti penyergapan dan pengawalan.
Pada kenyataannya, F-35 dianggap gagal memenuhi ekspektasi di lapangan meskipun pesawat ini diminati banyak negara dan bisa menguntungkan AS.
Dalam proses pengadaannya, Lockheed dianggap telah gagal menyediakan F-35 sesuai pesanan.
Lima belas tahun setelah penerbangan pertama F-35, Angkatan Udara hanya memiliki 250 unit F-35. Angkatan Udara AS menginginkan hampir 1.800 F-35 untuk menggantikan F-16 dan A-10 yang sudah menua dan merupakan jet tempur kelas bawah.
Melihat hal tersebut, bukan tidak mungkin bahwa Angkatan Udara AS ke depannya akan membatalkan program pengadaan F-35.
Kasus serupa pernah terjadi dalam pengadaan F-22 yang disetop setelah Lockheed hanya berhasil menyelesaikan 195 unit.
Lockheed dinilai terlalu banyak menambahkan fitur pada F-35 yang menyebabkan pembengkakan biaya. Kenaikan biaya berujung pada penundaan produksi yang cukup lama.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR