Intisari-online.com - Belakangan sebuah video tentang bentrokan antara India dan China pada Juni 2020 mulai diungkap ke publik.
Dalam video tersebut, bentrokan terjadi antara militer India dan China di perbatasan yang disengketakan.
Terlihat kedua negara tak memperhatikan batas LAC dan saling bentrok satu sama lain.
Sejak insiden itu, dilaporkan ada 20 tentara India yang tewas, namun China masih bungkam terkait hal ini.
Namun, setelah 6 bulan kemudian China baru-baru ini mulai terbuka dan membocorkan rekaman video tentang betrokan yang terjadi itu.
Menurut laporan China, setidaknya ada 4 pasukan China yang tewas dalam bentrokan tersebut.
Meski laporan dan rekaman video yang dipublikasikan itu tampaknya membuka tabir bentrokan yang terjadi pada Juni 2020 lalu.
Ternyata masih, ada beberapa fakta yang disembunyikan China, termasuk jumlah pasukannya yang tewas.
Menurutkantor berita Rusia Tass, melaporkan bahwa ada 20 tentara India yang tewas, sementara ada 45 tentara China yang tewas dalam bentrokan itu.
"Pasukan China dan India bentrok di perbatasan pada Mei dan Juni 2020 menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan 45 tentara China," ujar Tass.
"Setelah kejadian di atas, New Delhi dan Beijing secara bersamaan meningkatkan bala bantuan ke dunia. Setiap pihak memiliki setidaknya 50.000 tentara," kata kantor berita Rusia TASS mengatakan.
Informasi ini dimuat di surat kabar Rusia sebelum Tiongkok mengumumkan identitas 4 tentara tewas dan 1 perwira terluka parah dalam bentrokan dengan India.
Media Tiongkok juga merilis video dari kedua belah pihak yang mengerahkan sejumlah besar pasukan sebelum bentrok terjadi.
Mengomentari informasi di atas, Mayor Jenderal India YK Joshi, panglima tertinggi Komando Utara, berkata.
"Baru-baru ini, kantor berita TASS Rusia melaporkan 45 kematian dari tentara Tiongkok. Saya pikir itu angka sebenarnya yang bisa kita lihat," katanya.
"Kami memiliki mata dan telinga di sana. Kami menghitung korban besar di pihak China. Tentara Tiongkok ditandu," kata Jenderal Joshi.
"Kami menghitung ada lebih dari 60 orang, tetapi tidak jelas berapa banyak orang yang meninggal dan berapa banyak yang terluka," tambahnya.
"Saya tidak bertanggung jawab untuk menerbitkan angka jadi saya hanya membuat perkiraan seperti itu," ungkap Jenderal Joshi.
Dalam tajuk rencana yang dimuat di media pemerintah China, Hoan Cau Times memberitakan bahwa Beijing hingga saat ini.
Baru mengumumkan identitas empat tentara yang tewas karena tidak ingin opini publik dalam negeri meningkat.
"Jika China merilis informasi segera setelah bentrokan, itu akan menyebabkan gelombang kemarahan di seluruh China," tulis Hoan Cau.
"China berharap dapat menyelesaikan sengketa perbatasannya dengan India secara damai," tambahnya.