Beri Perintah Pertama Terkait Konflik Laut China Selatan, Joe Biden Sudah Bikin China dan Negara-negara Asia Tenggara Ketar-ketir Hanya Gegara Tindakan Sepele Ini, 'Itu Provokasi Namanya'

Mentari DP

Editor

Peta Laut China Selatan.
Peta Laut China Selatan.

Intisari-Online.com - Ketika Joe Biden resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), banyak yang menantikan langkahnya untuk AS.

Selain menghadapi pandemi virus corona (Covid-19), Biden juga diharapkan meredakan hubungan AS dengan negara lain.

Khususnya dengan China terkait konflik Laut China Selatan.

Nah, mengenai Laut China Selatan yang semakin bergejolak, Joe Biden akhirnya memberikan perintah pertamanya sebagai Presiden AS.

Baca Juga: Berhasil Kadali Militer China, Kapal Perusak Amerika Ini Sukses Ngelonong ke Pulau Sengketa di Laut China Selatan Ini, Bikin China Mencak-mencak SampaiBerkata Siap Perang

Apakah itu?

Dilansir darisputniknews.com pada Sabtu (6/2/2021),Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM) mengumumkan bahwa kelompok kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt telah memasuki Laut China Selatan.

Tujuannya adalah untuk melakukan operasi rutin di daerah tersebut.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa sebuah kapal perang Amerika telah berlayar di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai China di Laut China Selatan.

Kita semua tahu bahwa Kepulauan Paracel menjadi salah satu wilayah yang disengketakan dalam operasi kebebasan navigasi (FONOP).

Baca Juga: Kisahnya Sampai Didengar Media Asing, Viral Siswi Non-Muslim Berulang Kali Diminta Pakai Jilbab oleh Pihak Sekolah,'Di Mana Hak Agama Saya?'

Di mana China dan Vietnam sama-sama mengklaim pulau tersebut tapi kini China menguasainya.

Dan perintah untuk melakukan operasi rutin tersebut adalah misi pertama di bawah Presiden AS Joe Biden.

USS John S. McCain menegaskan hak navigasi dan kebebasan di sekitar Kepulauan Paracel, sesuai dengan hukum internasional.

Pernyataan itu merujuk pada kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke.

Menurut pernyataan tersebut, misi FONOP menantang pembatasan tidak sah atas jalur tidak bersalah di wilayah yang diberlakukan oleh China, Taiwan, dan Vietnam.

Pernyataan itu muncul beberapa minggu setelah USS John S. McCain melakukan operasi navigasi bebas di dekat Kepulauan Con Dao Vietnam.

Selama misi tersebut, kapal perusak dengan sengaja berlayar melalui perairan teritorial yang diklaim oleh Vietnam untuk menunjukkan penolakan Washington atas klaim tersebut.

Menurut Angkatan Laut AS, Vietnam telah membuat klaim maritim yang berlebihan, dan tindakan USS McCain membantu menjaga akses dan kebebasan navigasi sejalan dengan hukum internasional.

Di masa lalu, Hanoi telah mendukung FONOP ketika dilakukan di perairan yang diklaim oleh Beijing.

Tetapi baru-baru ini, AS juga mulai menantang klaim Vietnam, khususnya di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.

Baca Juga: Virus Corona Saja Sudah Buat Sengsara Tapi Bill Gates Malah Buat 2 Prediksi Suram yang Akan Dihadapi Umat Manusia Setelah Covid-19, 'Korban Tewasnya Lebih Besar'

Selain Beijing dan Hanoi, Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel, yang merupakan wilayah Laut China Selatan yang paling sering disengketakan.

Sebab pulau-pulau itu juga diklaim oleh Filipina, Brunei, Malaysia, dan Taiwan.

Tapi China telah menggunakan kendali de facto atas Paracel sejak 1974.

Meskipun tidak memiliki klaim atas wilayah tersebut, AS juga secara aktif terlibat dalam sengketa tersebut.

Bahkan mereka berulang kali mengirim kapal perangnya ke Laut China Selatan untuk memenuhi misi FONOP.

Ini membuat marah Beijing, yang mengecam tindakan seperti itu sebagai "provokasi".

Baca Juga: Nekat TantangChina di Laut China Selatan, Justru Kapal Induk TerbaruInggris Terancam Hancur Lebur, Ternyata Negeri PandaSiap Serang dengan Rudal Mematikan Ini

Artikel Terkait