Di bawah darurat militer, presiden mengambil alih kekuasaan luar biasa,
termasuk kemampuan untuk menangguhkan surat perintah habeas corpus.
Pada Januari 1981, Marcos mengumumkan berakhirnya darurat militer, tetapi
dia terus memerintah dengan cara otoriter di bawah berbagai format konstitusional.
Dia memenangkan pemilihan untuk jabatan presiden yang baru, dengan
melawan oposisi pada bulan Juni 1981.
Pada tahun 1983 kesehatan Marcos mulai menurun, dan oposisi terhadap
pemerintahannya semakin meningkat.
Benigno Aquino, Jr. kembali ke Manila pada 21 Agustus 1983, diharapkan untuk hadir sebagai alternatif Macros. Namun, ia justru hanya sampai di Manila untuk ditembak mati saat ia baru turun dari pesawat.
Pembunuhan itu dipandang sebagai pekerjaan pemerintah dan memicu protes
antipemerintah besar-besaran.
Tahun-tahun terakhir Marcos berkuasa pun dirusak oleh korupsi pemerintah yang merajalela, stagnasi ekonomi, semakin melebarnya ketidaksetaraan ekonomi, dan berbagai masalah lain.
Untuk menegaskan kembali mandatnya, Marcos menyerukan pemilihan
presiden diadakan pada tahun 1986.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR