Beijing telah berulang kali menolak untuk mengesampingkan penyelesaian sengketa dengan kekerasan.
Desember lalu John Ratcliffe, direktur intelijen nasional AS, bahkan menulis artikel pedas yang menggambarkan China sebagai "ancaman terbesar bagi Amerika saat ini, dan ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia sejak perang dunia kedua".
Menulis di Wall Street Journal dia berkata: "Intelijennya jelas: Beijing bermaksud untuk mendominasi AS dan seluruh planet ini secara ekonomi, militer, dan teknologi."
Ratcliffe juga menuduh China telah "melakukan pengujian manusia" terhadap pasukannya dengan harapan menciptakan "tentara dengan kemampuan yang ditingkatkan secara biologis".
Karena perselisihan dengan AS tersebut, China bertekad untuk membuat pasukan tempurnya agar lebih unggul dari AS sehingga akan siap dalam perang kapan pun.
Melansir Express.co.uk, Rabu (20/1/2021), China melatih pasukannya untuk berbicara "bahasa Inggris di medan perang".
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR