Intisari-online.com - Menurut catatan sejarah Indonesia menganeksasi Timor Leste pada tahun 1975.
Namun, terjadi penolakan oleh rakyat Timor Leste sehingga berujung pada bentrokan bersenjata antara gerakan sparatis yang menginginkan kemerdekaan Timor Leste.
Pertempuran pun tak bisa dihindari, antara Timor Leste yang waktu itu masih bernama Timor Timur dengan tentara Indonesia.
Invasi itupun berakhir pada tahun 1999 setelah rakyat Timor Leste memilih merdeka melalui referendum oleh PBB.
Tindakan Indonesia tercatat sebagai pelanggaran HAM berat, bahkan dituduh melakukan genosida.
Tak hanya itu, tindakan Indonesia ini selalu dikenang dunia sebagai salah satu kekejaman yang pernah dilakukan militer Indonesia.
Padahal, tahukah Anda jauh sebelum Indonesia melakukan invasi ke Timor Leste, ternyata wilayah itu pernah menjadi medan peperangan hebat.
Hal itu terjadi pada Perang Dunia ke II melibatkan tiga negara besar pada saat itu.
Melansir, Atlaseasttimor, pada masa Perang Dunia II, Timor Timur dikuasi ole Portugis.
Namun, Pasukan Australia memasuki wilayah yang dikelola oleh Portugal itu, padahal pada saat itu Portugal dianggap kekuatan yang netral.
Jepang pun demikian, mereka bergerak ke Selatan pada tahun 1940-an, dan sepenuhnya berniat mengambil alih bagian barat Pulau Timor, yang berada di bawah kendali Belanda.
Tetapi Jepang sangat berhati-hati untuk menyerbu wilayah itu, mereka takut melakukan pelanggaran terhadap kenetralan Portugis yang bisa mengganggu perang di Eropa.
Jadi mereka berencana untuk menghindari bagian timur Timor yang telah dikuasai Portugis selama hampir 500 tahun.
Namun, otoritas Inggris dan Australia mendaratkan 155 orang dari Perusahaan Independen 2/2 Australia, bagian dari Pasukan Sparrow, di Timor Leste pada tanggal 17 Desember 1941.
Gubernur Timor Portugis dengan keras menentang kedatangan Australia secara lisan dan tertulis.
Protesnya berbunyi, "Setiap pendaratan pasukan akan dianggap sebagai pelanggaran netralitas wilayah kami."
Padahal kehadiranAustralia ke Timor Portugis pada bulan Desember 1941justru membantu Portugis dalam mempertahankan wilayah mereka, dan melindungi koloni itu dari agresi Jepang.
Tetapi, kehadiran orang Australia di Timor Portugis menghilangkan kekhawatiran Jepang yang dianggap sebagai negara pertama yang menyerbu wilayah netral.
Akhirnya dua bulan kemudian, pada 19 Februari 1942, seluruh batalion pasukan Jepang (sekitar 1.100 orang) mendarat di Dili, pusat administrasi.
Kehadiran Australia dengan demikian berdampak menarik Jepang ke daerah tersebut.
Alhasil, invasi Australia ke Timor Portugis hampir sama dengan invasi Jepang, karena pihak Australia tidak dengan sengaja membunuh orang Timor seperti yang dilakukan tentara Jepang.
Tindakan tersebut menempatkan orang Timor pada risiko berbahaya, seperti yang ditunjukkan oleh "Kampanye Timor" berikutnya dengan menyedihkan.
Menurut catatan, fakta-fakta dari sejarah yang meresahkan ini tidak banyak diketahui oleh orang Australia.