Sejak tahun 1975 hingga referendum kemerdekaan Timor Leste pada tahun 1999.
Amerika Serikat melanjutkan dukungan militernya, dengan mentransfer persenjataan senilai lebih dari satu miliar dolar.
Segala sesuatu mulai dari pesawat tempur F-16 hingga helikopter militer hingga senapan tempur M-16 digunakan dalam penindasan perbedaan pendapat di Timor Leste dan di seluruh Indonesia.
Senjata-senjata ini dipandang sebagai kunci untuk menjaga hubungan baik dengan sekutu strategis Washington.
Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih menggambarkan Indonesia sebagai benteng pertahanan melawan komunisme, sumber tenaga kerja murah dan sumber daya murah, dan pasar barang-barang AS.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri menyimpulkan hubungan tersebut dengan mengatakan, "Amerika Serikat ingin menjaga hubungannya dengan Indonesia tetap dekat dan bersahabat."
Source | : | Worldpolicy.org |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR