Kesepakatan damai yang diteken itu meliputi konsesi teritorial yang menguntungkan Azerbaijan, dan kehadiran pasukan penjaga perdamaian dari Rusia setidaknya sampai lima tahun ke depan.
Para demonstran menyerbu parlemen dan kantor-kantor pemerintahan, disusul aksi protes dari partai-partai oposisi sehari setelahnya.
Mereka menuntut Pashinyan mundur dan diganti pemimpin baru.
Aksi yang dimulai di Teater Opera itu diwarnai cacian kepada PM Armenia. Massa berteriak, "Nikol, pengkhianat!" lalu menuju gedung parlemen untuk menyerukan pemakzulan Pashinyan.
Diberitakan Al Jazeera pada Kamis (12/11/2020), polisi antihuru-hara dikerahkan untuk mengendalikan massa, dan mereka melakukan beberapa penangkapan.
Anna Mkrtchyan (26) seorang pengacara dari Yerevan, ditangkap karena melakukan protes di dekat Teater Opera.
Dia dibawa ke kantor polisi tapi dibebaskan beberapa jam kemudian.
"Saya protes untuk melindungi tanah saya, tanah yang sekarang diberikan oleh Pashinyan ke Azerbaijan, tempat ribuan orang Armenia terbunuh."
"Kami berjuang untuk Tanah Air kami dan hak-hak orang yang tinggal di Artsakh," lanjutnya merujuk pada istilah Armenia untuk menyebut Nagorno-Karabakh.
Wilayah sengketa itu terletak di dalam Azerbaijan tetapi dihuni etnis Armenia. Penguasaannya diperdebatkan sejak 1980-an.
Banyak orang di Yerevan percaya Nagorno-Karabakh termasuk bagian negara mereka.
Selama pertempuran terbaru yang berlangsung lebih dari sebulan, tak kurang dari 1.000 orang tewas termasuk puluhan warga sipil di kedua pihak.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR