Ekspor Korea Utara ke China Maret lalu jatuh sampai 96% dibandingkan pada Maret 2019.
Nilai ekspor Korea Utara ke China hanya sampai 616 ribu Dolar AS atau Rp 8,6 Miliar saja.
Warga Pyongyang kemudian mengalami kekurangan bahan dari luar negeri dan peningkatan harga barang rumah tangga dan bahan makanan yang tidak masuk akal.
Lebih jauh lagi, industri turisme 'balita' Korea Utara juga terhambat dan menghadapi masa depan tidak jelas.
Hal ini karena Korea Utara tidak bisa bergantung pada turis luar negeri membangkitkan ekonomi mereka saat vaksin Covid-19 tidak tersedia.
Ekonomi sangat-sangat parah sampai-sampai Pyongyang menerbitkan obligasi pemerintah dan menggunakan paksaan untuk menopang keuangan negara.
Namun, kejatuhan ekonomi tersebut sementara dapat diimbangi dengan kekuatan dari China dan musuh mereka, Korea Selatan.
Sampai saat ini, China sebenarnya menghadapi dilema atas sanksi internasional kepada Korea Utara.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR