"Jika dia menang lagi, AS akan kesulitan untuk menghormati negara-negara Asia. Penyelamatan bola api dan kebijakannya yang tidak konsisten terhadap China tidak dapat mengembalikan posisi terhormat Amerika di ASEAN," imbuhnya.
Namun, calon dari Demokrat Joe Biden dan pasangannya Kamala Harris unggul dalam jajak pendapat menjelang pekan pemilihan.
Prospek kemenangan Biden telah menimbulkan spekulasi bahwa dia akan mengisi posisi kosong di Departemen Luar Negeri dan bergabung dengan TPP sambil memulai kembali "poros" era Obama ke Asia dengan strategi Indo-Pasifik sebagai landasan.
Strategi itu melibatkan negara-negara seperti Australia dan Indonesia dengan keterpaparan pada samudra Hindia dan Pasifik yang didukung oleh AS dan Jepang.
Kemudian membujuk dukungan dari negara-negara kawasan yang lebih kecil untuk memastikan kendali atas jalur komunikasi laut di kedua samudra.
"Kemenangan Biden bisa menjadi hal yang baik untuk kawasan ini," kata Ou Virak.
"Amerika akan mencoba membangun kembali reputasinya di luar negeri. Ini akan memakan waktu lama dan empat tahun tidak akan cukup untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi," tambahnya.
Tetapi bahkan di bawah Biden, Kamarulnizam mengatakan, strategi penahanan China akan tetap berlaku dengan para pemimpin Asia Tenggara berjalan di atas tali politik di tengah "perpecahan Perang Dingin yang dirasakan" dan tidak ingin memusuhi Washington atau Beijing.
"Faktanya, kawasan itu nyaman bekerja dengan China meski memiliki masalah berkepanjangan di Laut China Selatan," ujarnya.
Source | : | Uca News |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR