Dengan dibelinya saham mayoritas Kalashnikov, praktis pemegang saham perusahaan sebelumnya, BUMN Rostec, kini tinggal memiliki 25 persen saham di Kalashnikov.
Kalahsnikov sendiri dijerat sanksi oleh Amerika Serikat (AS) setelah adanya insiden pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.
Perusahaan pembuat senjata tersebut juga disanksi karena dukungannya untuk separatis pro-Rusia di Ukraina.
Kendati demikian, Kalashnikov tidak mengungkapkan dan memerinci ketentuan kesepakatan penjualan saham mayoritas tersebut.
Sebuah sumber pasar keuangan mengatakan kepada surat kabar Kommersant bahwa kesepakatan itu bisa bernilai sebanyak 1 miliar rubel (Rp 184 miliar).
Baca Juga: Dukung Akses Digital Inklusif, Pemerintah Terapkan Tiga Skema Pendanaan
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR