Advertorial
Intisari-Online.com - Sejak virus corona menyerang seluruh dunia, Kim Jong-un konsisten mengklaim bahwa negaranya tidak memiliki kasus positif.
Hanya kabar bahwa pembelot yang diduga terinfeksi virus corona berhasil melintasi kembali ke Korea Utara yang cukup menggemparkan beberapa waktu lalu.
Setelahnya, tak terdengar kabar lebih lanjut tentang pembelot tersebut, sementara klaim nol kasus tetap bertahan.
Meski Korea Utara belum melaporkan kasus Covid-19, namun berbagai upaya pencegahan virus corona dilakukan oleh pemerintahan Kim Jong-un.
Baca Juga: Jual-Beli Rumah Dilarang di Korea Utara, Ternyata Ini Cara Warga Kim Jong-un Punya Tempat Tinggal
Seperti memperketat penjagaan di perbatasan dan melancarkan ancaman tembak untuk siapa saja yang mendekati perbatasan.
Sementara itu, mengutip express.co.uk (22/10/2020), Otoritas di Korea Utara telah menginstruksikan orang-orang yang tinggal di dekat perbatasan dengan China untuk melaporkan tetangga yang telah melakukan kontak dengan orang lain di luar negara itu.
Bukan hanya membatasi pergerakan warganya, Korea Utara juga membatasi barang-barang yang masuk ke negara tersebut.
Melansir NK News (27/10/2020), Korea Utara memperingatkan warganya agar tidak mengandalkan barang asing yang diimpor.
Bahkan mereka menyebut kebiasaan itu sebagai "penyakit" berbahaya yang dapat menyebarkan virus dari luar negeri.
Peringatan Pyongyang untuk tidak membawa barang asing juga bukan hanya kata-kata kosong.
Pada hari Senin lalu, sumber mengatakan kepada NK News bahwa supermarket dan toko di Pyongyang telah kekurangan bahan pokok impor selama berbulan-bulan, termasuk kopi, coklat dan coklat.
Meskipun menurut PBB, barang-barang impor bukan cara paling umum penularan virus di seluruh dunia.
Baca Juga: Harta Kekayaannya Capai Rp87,92 Triliun, Orang Terkaya ke-3 di Indonesia Meninggal Dunia
Sumber juga mengatakan kepada NK News bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa makanan datang melintasi perbatasan dari China.
Hanya barang-barang yang diproduksi secara lokal yang tersedia di rak-rak toko Pyongyang, menunjukkan peringatan pemerintah bukan main-main.
Sementara itu, Surat kabar Rodong Sinmun yang dikelola pemerintah hari Selasa memperingatkan terhadap "demam impor" yang telah berlangsung lama di negara itu.
Menurut Surat Kabar tersebut, saat ini merupakan kesempatan emas bagi Korea Utara untuk mengandalkan teknologi dan barangnya sendiri.
"Saat-saat seperti ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk menggunakan kekuatan teknologi sains untuk lebih memperkuat fondasi ekonomi mandiri kita dan memaksimalkan motivasi kita untuk pembangunan," kata artikel itu.
Korea Utara Tuduh Korea Selatan Sebarkan Virus Lewat Mata-mata
Selain instruksi untuk melaporkan orang-orang yang melakukan kontak dengan orang luar Korea Utara, melansir Express.co.uk (22/10/2020), rezim di Pyongyang berusaha menyalahkan mata-mata Korea Selatan, menurut sumber orang dalam.
Orang dalam itu mengatakan unit-unit pengawas lingkungan mengadakan ceramah di kota perbatasan Hoeryong pada 15 Oktober.
Selama sesi tersebut, sumber mengatakan bahwa mereka diberi tahu bahwa mata-mata Korea Selatan akan berusaha menyebabkan wabah Covid-19 di negara tersebut.
“Pada ceramah tersebut, pembicara mengatakan Badan Perencanaan Keamanan Nasional (ANSP) Korea Selatan dengan kejam melakukan manuver di daerah perbatasan untuk menyebarkan virus ke negara kita," katanya.
“Pembicara juga menekankan bahwa penduduk daerah perbatasan harus melawan serangan musuh terhadap republik kita dengan kewaspadaan revolusioner yang tajam dan bangga bahwa kita tinggal di daerah perbatasan," lanjutnya.
Menurut sumber orang dalam, unit tersebut menekankan pada upaya pemimpin tertinggi Kim Jong-un dalam mencegah penyebaran virus korona ke Korea Utara dan memperingatkan "musuh menyamar sebagai turis" di dekat perbatasan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini