Advertorial
Intisari-Online.com -Penduduk desaHitadipa, Intan Jaya, Papua, dikabarkan meninggalkan desa karena ketakutan setelahPendeta Yeremia Zanambani tewas.
Pilihan mereka untuk pergi atau bersembunyi pun tidak mudah.
Mereka hanya bisa memilih antaraharus berjalan berhari-hari atau bersembunyi di lokasi yang tak patut ditinggali
Kabar-kabar tersebut disampaikan olehAmnesty International Indonesia.
Baca Juga: Kerusuhan Kembali Pecah di Papua, Benarkah Mereka Sudah Tak Sudi Bergabung dengan Indonesia?
Amnesty mengungkapkan, penduduk di Hitadipa, Intan Jaya, Papua, meninggalkan desanya setelah penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di kawasan tersebut.
Informasi tersebut didapat Amnesty warga yang berada di lokasi tersebut.
“Masyarakat setempat meninggalkan rumah mereka, meninggalkan desa mereka dengan penuh ketakutan,” kata peneliti Amnesty International Indonesia Ari Pramuditya dalam konferensi pers virtual, Jumat (2/10/2020).
Lalu kemanakah mereka pergi?
Diberitakan, Pendeta Yeremia Zanambani tewas dengan luka tembak di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9/2020).
Pihak TNI menyebut Yeremia tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Namun, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambon mengatakan, korban tewas dibunuh aparat TNI.
Sementara, Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal juga membantah tuduhan bahwa TNI menjadi pelaku penembakan terhadap Pendeta Yeremia hingga tewas.
Kamal beralasan, tidak ada pos TNI di Hitadipa. Menurutnya, apa yang disampaikan Jubir TPNPB tidak berdasar dan hanya ingin memperkeruh suasana.
Menurut keterangan Kamal, pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia adalah kelompk KKB pimpinan Jelek Waker.
Bersembunyi
Menurut Ari, ada warga yang mengungsi ke kabupaten terdekat. Padahal, butuh waktu sekitar 1-2 hari untuk menuju kabupaten itu.
Sementara itu, kata Ari, ada pula masyarakat yang kini bersembunyi di hutan. Ia menuturkan, wilayah tersebut pun kini kosong.
“Saat ini di Hitadipa sedang dilakukan operasi militer. Kami sedang melakukan verifikasi berapa jumlah tentara yang berjaga di lokasi tersebut,” ucapnya.
“Namun yang bisa kami pastikan adalah operasi militer ini menyebabkan wilayah Hitadipa kini kosong,” sambung dia.
Pihak gereja setempat kemudian bersuara terkait kondisi di daerah tersebut.
Gereja Kemah Injil (GKI) Klasis Hitadipa membuat pernyataan yang meminta aparat segera ditarik agar masyarakat dapat kembali ke rumahnya.
Hingga saat ini, Amnesty mengaku masih melakukan verifikasi dan penelusuruan terhadap keseluruhan kasus.
Informasi yang diungkapkan merupakan temuan sementara yang telah diverifikasi dan identifikasi.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang KPKC Sinode GKI-TP Pendeta Dora Balubun meminta agar pemerintah memperhatikan para pengungsi.
“Perlu ada jaminan keselamatan bagi mereka dari negara, dari bapak presiden, supaya masyarakat ini bisa kembali ke kampung mereka,” kata Dora.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amnesty: Penduduk Tinggalkan Desa dengan Ketakutan Usai Penembakan Pendeta Yeremia", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/10/02/19454691/amnesty-penduduk-tinggalkan-desa-dengan-ketakutan-usai-penembakan-pendeta?page=all#page2.Penulis : Devina HalimEditor : Krisiandi
Baca Juga: Terkuak, Ini Dia Besarnya Kekuatan KKB di Intan Jaya, Jumlah Senjatanya Tidak Main-main