Advertorial
Intisari-Online.com - Pemerintah China telah mendapat kecaman dari berbagai pihak terkait pandemi virus corona (Covid-19).
Belum kelar masalah virus corona, China juga dikritik karena klaim mereka di Laut China Selatan.
Di antara banyak negara yang mengkritik, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump paling sering memberi kecaman.
Alasannya karena saat ini AS menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.
Selain itu, dalam dunia militer, AS dan China tidak pernah akur.
Berbagai kecaman, kritik, dan bentakan AS pun akhirnya membuat China gerah.
Dilansir dariasiatimes.com pada Sabtu (26/9/2020),China pada Kamis (24/9/2020), mengecam Amerika Serikat pada pertemuan tingkat tinggi PBB atas kritiknya terhadap virus korona.
Dalam acara itu, utusan China menyatakan, "Cukup sudah!".
Pernyataan itu disampaikan utusan China setelah dua hari lalu Presiden Trump menggunakan pidato tahunnya diMajelis Umum untuk menyerang China.
Tak hanya Trump, duta besar AS untuk PBB juga menunjukkan kemarahan yang gamblang kepada China.
“Saya harus mengatakan, cukup sudah cukup! Anda telah menciptakan cukup banyak masalah bagi dunia,"ksts utusan China Zhang Jun pada pertemuan Dewan Keamanan melalui konferensi video yang dihadiri oleh beberapa kepala negara.
“Sekarang AS memiliki hampir tujuh juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 200.000 kasus kematian."
"Dengan teknologi dan sistem medis tercanggih di dunia, mengapa AS ternyata memiliki kasus dan kematian yang paling banyak dikonfirmasi?".
"Jika seseorang harus dimintai pertanggungjawaban, itu pasti beberapa politisi AS sendiri."
"AS harusnya memahami bahwa kekuatan besar harus berperilaku seperti kekuatan besar," tambahnya.
"Amerika Serikat 'benar-benar terisolasi'," katanya dalam sambutan yang didukung dengan antusias oleh mitranya dari Rusia.
Juru bicara Majelis Umum, Brenden Varma, mengatakan bahwa dia tahu bahwa permasalahan soal pandemi virus corona akan menjadi topik utama.
Apalagi ketika Trump dalam pidatonyamenuntut tindakan terhadap China karena menyebarkan "wabah" Covid-19 ke dunia.
Menurutnya,China menekan berita penyakit pernapasan tersebut ketika pertama kali muncul tahun lalu di Wuhan dan menolak berbagai saran untuk mengecilkan risiko penularan.
Pidatoprovokatif Trump tersebut langsung mendapat respon dari berbagai kepala negara lainnya.
Khususnya bagi negara yang paling terdampak dan negara miskin.
Misalnya orang-orang di Afrika yang khawatir pandemi Covid-19 tidak akan mengganggu ekonomi, tapi juga akan menghambat perkembangan.
"Negara kami meminta dukungan keuangan karena pandemi ini," kata Presiden Niger Mahamadou Issoufou.
Tak hanya Afrika, negara-negara termiskin di dunia lainnya juga meminta bantuan hingga tahun 2021.
Menurut mereka dampak ekonomi akan sama mengerikannya dengan krisis kesehatan.