Advertorial
Intisari-Online.com – Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seseorang.
Bagi pasangan yang menikah tentunya menginginkan pesta pernikahan menjadi sebuah pesta yang meriah dan memberikan kesan yang mendalam.
Namun, apa yang terjadi bila pesta pernikahan hampir menjadi ajang kekerasan?
Pesta pernikahan yang diadakan di salah satu kecamatan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan ini justru seperti malapetaka.
Bahkan kedua mempelai hampir jadi sasaran kekerasan oleh para tamu undangan yang datang ke pesta pernikahan tersebut.
Hal itu ternyata lantaran apa yang ditemukan oleh tamu undangan dari kedua mempelai ini mengundang kemarahan warga.
Sebuah resepsi pernikahan dilaksanakan di Desa Baringeng, Kecamatan Lilirilau, Selasa (9/6/2020) menjadi ricu seketika.
Padahal penikahan antaran mempelai wanita MT (21) dengan mempelai pria MTR (24) awalnya berjalan lancar.
Namun warga yang datang sebagai tamu undangan mulai curiga dengan gerak gerik si mempelai pria.
Hal itu lantaran perawakan mempelai pria yang kecil dan tak seperti perawakan pria pada umumnya membuat warga semakin menaruh curiga.
Tamu undangan yang curiga itupun langsung mencari kebenaran dari asal usul sang mempelai pria di hadapan mereka tersebut.
Informasi pun dicari warga melalui kepala desa setempat.
Komunikasi antar kepala desa dari mempelai wanita dan kepala desa mempelai pria pun membuka kebenaran dari rasa curiga tamu undangan di pernikahan tersebut.
Ternyata mempelai pria di resepsi pernikahan tersebut bukanlah seorang pria melainkan wanita yang berpenampilan pria.
"Banyak warga yang melapor akan kecurigaan mempelai pria akhirnya saya berkoordinasi dengan kepala desa di mana mempelai pria berasal. Ternyata dari data yang ada dia ternyata perempuan bukan laki laki," ujar Kepala Desa Baringeng kata Andi Aris, melalui pesan singkat, Sabtu, (13/6/2020).
Melansir dari Kompas.com, MTR merupakan warga Dusun Solie, Desa Pising, Kecamatan Donridonri.
Bahkan pernikahan tersebut dilakukan secara siri lantaran tidak ada rekomendasi pernikahan dari pihak pemerintah desa ataupun dari Kantor Urusa Agama (KUA) setempat.
"Iya memang benar dia adalah warga saya dan dia itu perempuan. Soal pernikahannya itu kami tidak ketahui, sebab tidak ada laporan yang masuk ke kantor desa," kata Kepala Desa Pising, Kecamatan Donridonri Sitti Salmiah melaui pesan singkat.
Pasangan sesama jenis ini ternyata diketahui telah memiliiki hubungan asmara sejak lima bulan terakhir.
Namun si mempelai wanita baru mengetahui bahwa pacarnya tersebut adalah seorang wanita sejak dua bulan lalu.
Meski kekasihnya ternyata adalah seorang wanita, MT tak mempermasalahkan hal tersebut dan justru menyetujui dinikahi oleh MTR.
"Dari hasil penyelidikan bahwa MT ini sejatinya mengetahui bahwa MTR ini adalah seorang wanita dan telah menjalin asmara sejak lima bulan lalu.
Adapun ijab kabul mereka terlaksana setelah MTR memalsukan identitasnya kepada orangtua MT bahwa dirinya adalah seorang pria. Padahal sejatinya adalah wanita," kata Kapolres Soppeng AKBP Puji Saputro Bowo Leksono,yang dikutip dari Kompas.com.
Sejak diketahui bahwa faktanya mempelai pria itu sebenarnya adalah wanita, warga dan tamu undangan pun tak terima.
Aparat kepolisian pun sampai harus turun tangan untuk mengamankan pasangan sesama jenis ini.
Hal itu dilakukan untuk meredam amuk warga yang geram dengan peristiwa pernikahn sesama jenis di kampungnya tersebut. (Andreas Chris Febrianto Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul “Datangi Undangan Pernikahan, Tamu Curiga dengan Pengantin Pria, Hubungan Terlarang Terbongkar Hingga Pasangan Ini Nyaris Diamuk Warga”
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari