Advertorial
Intisari-Online.com - Iran menyatakan bahwa langkah Bahrain untuk berdamai dengan Israel berarti akan terlibat dalam kebijakan negara tersebut yang mengancam keamanan regional.
Hal itu disampaikan oleh Pemerintah Iran melalui siaran televisi pemerintah pada Sabtu (12/9/2020) sebagaimana dilansir dari Reuters.
Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Bahrain dalam momen peringatan 11 September 2001 atau 9/11.
Kedua negara dilaporkan bakal menandatangani perjanjian itu dalam upacara yang berlangsung Gedung Putih pada 15 September nanti sebagaimana dilansir dari AFP.
Bahrain menjadi negara kedua di kawasan teluk Arab yang menjalin pemulihan hubungan diplomatik dengan Israel setelah Uni Emirat Arab (UEA).
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan akan meminta pertanggungjawaban pemerintah Bahrain dan sekutunya atas ketidakamanan yang disebabkan oleh Israel di kawasan Teluk Arab.
Sementara itu Palestina khawatir langkah Bahrain dan UEA akan melemahkan posisi pan-Arab lama yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah yang diduduki.
UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebulan yang lalu di bawah kesepakatan yang ditengahi AS.
Kedua negara akan secara resmi menandatangani kesepakatan pada Selasa (15/9/2020) pekan depan dalam sebuah upacara yang diselenggarakan oleh Trump.
"Langkah memalukan Bahrain mengorbankan perjuangan Palestina dan perjuangan selama puluhan tahun ... demi pemilihan AS," TV Iran mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.
Di Bahrain terdapat markas regional pasukan Angkatan Laut AS.
Arab Saudi mengirim pasukan ke negara itu pada 2011 untuk membantu memadamkan pemberontakan Syiah melawan kepemimpinan yang didominasi Sunni.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahrain Damai dengan Israel, Iran: Memalukan"