Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini bisa dikatakan China adalah negara terkuat di Asia, baik secara ekonomi dan militer.
Namun, siapa sangka di balik kehebatan China yang sampai sekarang ini yang bahkan juga penantang Amerika.
Ternyata ada campur tangan orang Amerika, bahkan orang tersebut disebut-sebut sebagai penantang Presiden Donald Trump.
Dia adalah Joe Biden sosok yang juga mencalonkan diri sebagai presiden Amerika dan menantang Presiden Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Tak disangka Joe Biden memiliki peran besar dalam perkembangan China dan membuatnya menjadi negara perkasa seperti sekarang ini.
Pada tahun 2001 silam, Joe Biden melakukan tur ke Tiongkok, perjalanan luar negeri pertamanya sebagai ketua komite Hubungan Luar Negeri Senat AS ke Beihai Ha.
Selama tur Biden menghadiri serangkaian pertemuan dengan pemimpin Tiongkok, yang bertujuan mengantarkan era penting dalam hubungan Tiongkok-AS.
Biden adalah orang yang melobi Tiongkok bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Pada saat itu, AS masih menyambut baik kebangkitan China, yang makmur dan terintegrasi secara internasional.
Selama kunjungan itu, Biden juga mendatangi sebuah desa yang berada di dekat tembok besar China, dan bertemu penduduk sekitar.
"China muncul sebagai negara adidaya dan AS menyambutnya, China mematuhi aturan internasional di bidang senjata, perdagangan, dan hak asasi manusia," kata Biden waktu itu.
Pada September 2000, awalnya Amerika ragu membuka jalan China bergabung dengan WTO, namun Biden memberikan dukungan kuat.
Hampir 20 tahun setelah kunjungan Biden ke China, kini negeri panda itu benar-benar menjelma menjadi kekuatan yang menakutkan.
Bahkan kini banyak orang Amerika yang justru ketar-ketir dan melihat China sebagai lawan paling berbahaya.
Survei terbaru dilakukan oleh Pew Research Center, menemukan bahwa 73% orang Amerika memiliki pandangan yang menakutkan tentang China.
Baik dari Partai Demokrat dan Partai Republik, keduanya sama-sama khawtir dengan kebangkitan China sampai saat ini.
Bahkan Biden yang dulunya membantu China menjadi negara maju kini justru ketakutan dengan China.
Biden calon presiden dari Partai Demokrat saat ini secara aktif menyerang China dan kepemimpinan Beijing.
Lawan Trump itu juga "mengancam" bahwa, jika terpilih sebagai presiden, dia akan "segera memberlakukan lebih banyak sanksi ekonomi pada China".
"Amerika harus lebih keras terhadap China," kata Biden.
Dalam pidato kampanyenya, Biden menghindari menyebutkan pujian sebelumnya untuk Tiongkok.
Biden menekankan bahwa AS perlu mengumpulkan negara-negara sekutunya untuk menangani China.
Dalam sebuah wawancara dengan New York Times pada bulan Mei, Biden mengatakan dia telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping beberapa kali pada tahun 2011 dan 2012.
Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk menentukan suatu hubungan. "Persaingan" antara AS dan China, tetapi hindari konfrontasi dan ketegangan.
Biden mengatakan dia memiliki "minat lama" dalam pembangunan China 40 tahun lalu, setelah kunjungan pertamanya ke negara bernilai miliaran dolar itu pada April 1979.
Pada Mei 2011, saat menjamu pejabat China sebagai wakil presiden AS, Biden mengulangi kunjungannya ke Beijing dengan penuh semangat.
"Kebangkitan China merupakan perkembangan yang positif, tidak hanya untuk negaranya sendiri tetapi juga untuk AS dan dunia", Biden pernah berkata.
Presiden AS Donald Trump saat ini menganggap aksesi China ke WTO sebagai "salah satu bencana ekonomi dan geopolitik paling mengerikan dalam sejarah dunia".
Trump juga berulang kali menuduh perusahaan China mencuri rahasia perdagangan dan teknologi Amerika.