Dia mendirikan perkebunan mayat pertama di Universitas Tennessee di Knoxville.
Ide Bass ini muncul karena awalnya dia ditugasi untuk menyelidiki kasus lokal terkait jenazah dari era Perang Sipil.
Bass membuat analisis yang salah dengan menyatakan jenazah adalah milik orang baru.
Padahal jenazah yang dimaksud memang prajurit Perang Sipil yang awet karena pembalseman dan peti besi yang tertutup rapat.
Atas kesalahannya, Bass sadar masih dibutuhkan penelitian seputar dekomposisi manusia.
Alhasil, berdirilah perkebunan mayatnya di tanah universitas.
Tempat itu kemudian dapat digunakan oleh para peneliti untuk meninggalkan tubuh manusia yang disumbangkan agar terurai dalam berbagai kondisi untuk diamati.
Di antara sejumlah perkebunan mayat di Amerika, ribuan mayat membusuk di bawah pengawasan para peneliti.
Di University of Tennessee saja, ada lebih dari 1.800 mayat dan tambahan 4.000 orang yang telah mendaftar untuk menyumbangkan tubuhnya usai meninggal kelak.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR