Advertorial

Dari Diusir dari Liga Arab Hingga Presidennya Terbunuh, Deklarasi Damai Negara Ini dengan Israel Ternyata Terjadi Lewat Campur Tangan Orang Indonesia Ini

Ade S

Editor

Intisari-Online.com -Perdamaian pertama negara Arab dengan Israel yang terjadi 41 tahun lalu ternyata terwujud berkat campur tangan orang Indonesia.

Jadi, jauh sebelum Uni Emirat Arab, sudah ada negara Islam di Timur Tengah yang menyatakan damai dengan Israel.

Deklarasi damai yang berdampak sangat hebat pada negara tersebut sendiri terjadi pada 26 Maret 1979.

Perdamaian antara negara tersebut dengan Israel saat itu sangat mengguncang dunia, khususnya negara-negara Arab.

Baca Juga: Pemimpin Uni Emirat Arab Harusnya Waspada, Nyawa Presiden Negara Ini Berakhir di Tangan Tentaranya Sendiri Setelah Berani Nyatakan Damai dengan Israel

Negara tersebut pada akhirnya dikeluarkan dari Liga Arab dengan sangat tidak hormat.

Selain itu, presiden negara tersebut, yang mendeklarasikan perdamaian dengan Israel, akhirnya dibunuh oleh tentaranya sendiri tiga tahun kemudian.

Namun, tahukah Anda bahwa peristiwa yang sangat besar tersebut ternyata melibatkan seorang warga negara Indonesia.

Sosok WNI yang saat itu berstatus tentara, memiliki peran besar dalam perdamaian Israel dengan sebuah negara Arab.

Baca Juga: Kompak Serang Psikologis Hezbollah: Bermodal Boneka Maneken, Israel Gunakan Cara Licik Hancurkan Urat Malu Pasukan Hezbollah, Taktik Kelabui Musuh yang Lihai!

Perang Yom Kippur atau Perang Ramadan terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973.

Yang terlibat pada perang berdarah tersebut ialah Mesir dengan koalisi negara-negara Arab melawan Israel.

Dinamai Perang Yom Kippur atau Ramadan karena saat itu sedang berlangsung hari raya Yom Kippur Israel yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan.

Setelah berlangsung selama 20 hari, PBB kemudian mengeluarkan Resolusi 339 dan gencatan senjata antara kedua belah pihak yang bertikai.

PBB juga segera membentuk United Nations Emergency Forces (UNEF II) untuk menjaga perdamaian di Timur Tengah khususnya antara Mesir dan Israel setelah perang Yom Kippur.

UNEF sendiri sudah ada di Timur Tengah dari November 1956 yang dinamai UNEF I.

Pasukan perdamaian UNEF II pun beranggotakan banyak negara, termasuk Indonesia.

Semenjak dibentuk UNEF II, bibit-bibit perselisihan dari perang Yom Kippur belum sepenuhnya padam.

Baca Juga: 'Ditinggalkan' Negara-negara Arab dalam Senyap, Palestina Kian Terlupakan di Timur Tengah, Fakta-fakta Ini Jadi Buktinya

Kedua belah yang bertikai hanya diikat dengan Resolusi 339 PBB dan gencatan senjata.

Maka diperlukan perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel.

Namun masalahnya kedua belah pihak tidak menyetujui moderator perdamaian yang diajukan oleh PBB.

Termasuk moderator perdamaian komandan UNEF II saat itu yang dijabat oleh Letjen. Bengt Liljestrand dari Swedia.

Hingga akhirnya masa jabatan Letjen. Bengt Liljestrand selesai dan digantikan oleh oleh Mayjen. Rais Abin.

Rais Abin merupakan perwira militer asal Tentara Nasional Indonesia.

Rais Abin mempunyai tanggung jawab berat sebagai komandan UNEF II.

Selain harus mencegah kembali perang, ia harus mengusahakan upaya perdamaian bagi kedua belah pihak.

Baca Juga: Sebut-sebut Itu Tindakan Sabotase, Pejabat Iran Ungkap Sosok Di Balik Ledakan Situs Nuklir Mereka yang Terjadi Juli Lalu, Tapi Ada Temuan Lain yang Ragukan Klaim Tersebut

Belum lagi mengkoordinir 4000 tentara perdamaian gabungan dari berbagai negara di bawah komandonya.

Ketika PBB mengajukan nama Rais Abin dari Indonesia untuk menjadi moderator perdamaian, Mesir langsung setuju.

Dan anehnya pihak Israel juga setuju. tak keberatan dengan pengajuan Rais Abin sebagai moderator perdamaian antara kedua belah pihak.

Usaha untuk mendamaikan kedua belah pihak pun dimulai.

Berkat lobi dan diplomasinya, Rais Abin berhasil mempertemukan PM Israel, Menachem Begin, dengan Presiden Mesir, Anwar Sadat.

Karena berhasil membuka perundingan damai inilah perjanjian damai akhirnya tercipta.

Melanjutkan pada pertemuan itu, PM Israel Menachem Begin, dan Prseiden Mesir Anwar Sadat kembali bertemu di Camp David, Amerika.

Mereka melakukan penandatanganan perjanjian damai antara Mesir dan Israel di Gedung Putih, Washington DC.

Penandatanganan perjanjian damai itupun langsung disaksikan oleh presiden AS, Jimmy Carter pada tahun 1979.

Perjanjian damai itu dinamai Persetujuan Perdamaian Camp David'.

Berkat upaya Rais Abin itulah 'Persetujuan Perdamaian Camp David terwujud'.

Rais Abin pun menerima pujian luar biasa dari sekjen PBB saat itu, Kurt Waldheim.

Kurt Waldheim lantas memberikan tanda penghargaan yakni sebuah bendera PBB karena kontribusi besarnya dalam perdamaian antara Israel dan Mesir.

Juga Rais Abin menerima Medali Perdamaian dari PBB.

Sampai saat ini Rais Abin merupakan satu-satunya perwira militer asal Indonesia yang pernah memimpin pasukan internasional (PBB) dalam misi perdamaian yang beranggotakan ribuan tentara dari banyak negara di dunia.

(Seto Ajinugroho)

Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul "Berkat Orang Indonesia Inilah Peperangan Antara Mesir dengan Israel Berhasil di Damaikan".

Artikel Terkait