Sudah Diberi Batas Simpanan Uranium, Laporan IAEA Sebutkan Iran Masih Timbun Uranium 10 Kali Lebih Banyak Dari Batas Maksimal Mereka Guna Kembangkan Senjata Nuklir Lebih Hebat Lagi

May N

Editor

Sanksi PBB tidak diteruskan, Iran disebut dewan pengawas PBB menambah jumlah uranium yang mereka simpan, laporan ini paparkan semuanya
Sanksi PBB tidak diteruskan, Iran disebut dewan pengawas PBB menambah jumlah uranium yang mereka simpan, laporan ini paparkan semuanya

Intisari-online.com - Laporan intelijen Jerman bahwa Iran masih memperbanyak suku cadang dan bahan untuk senjata nuklir mereka rupanya benar.

Sebelumnya, dikabarkan jika intelijen Jerman temukan data pembelian ilegal termasuk uranium dari Iran.

Mengutip Al Jazeera, Iran juga disebutkan tetap tingkatkan simpanan uranium mereka.

Hal ini sudah melanggar perjanjian Iran dengan PBB dan pemimpin dunia yang disepakati 2015 lalu.

Baca Juga: 104 Dokter Indonesia Meninggal Karena Covid-19, Ini 10 Negara dengan Jumlah Kematian Petugas Medis Terbanyak di Dunia, Nomor 1 Lebih dari 1.000 Orang!

Sebelumnya, kesepakatan tersebut membatasi jumlah uranium yang bisa jadi milik Iran.

Menariknya, Iran juga mulai membangun akses ke situs-situs tempat yang dicurigai sebagai tempat simpanan bahan nuklir ilegal mereka.

Laporan tersebut disampaikan oleh badan pengawas PBB pada Jumat lalu.

IAEA (International Atomic Energy Agency) atau Badan Internasional Tenaga Atom yang mengawasi perkembangan energi atom seperti bahan nuklir dan sebagainya melaporkan dalam dokumen rahasia mereka jika simpanan uranium Iran sekarang 10 kali dari batas maksimum yang ditetapkan dalam perjanjian nuklir tahun 2015.

Baca Juga: Buktikan Lebih Kuat dari Amerika, China Punya Pangkalan Militer yang Bisa Operasikan Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh, Letaknya Tak Jauh dari Natuna!

Dokumen tersebut dibagikan ke beberapa negara saja, tapi kabar ini tidak bisa dirahasiakan terus-terusan.

Tercatat pada 25 Agustus, Iran telah menimbun 2.105,4 kg uranium dengan kadar kemurnian rendah.

Stok itu meningkat dari 1.571,6 kg yang tercatat pada 20 Mei lalu.

Perlu diingat kembali, Iran telah menandatangani perjanjian tahun 2015 tersebut dengan AS, Jerman, Perancis, Inggris, China dan Rusia.

Baca Juga: Warga Indonesia Boleh Bernapas Lega, Vaksin Merah Putih Sudah 50% Siap, Ditargetkan Siap Pakai pada Akhir Tahun 2021 dan Bisa Digunakan Serempak

Kelompok tersebut dikenal sebagai JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action) atau Aksi Rencana Gabungan Komprehensif, yang hanya memperbolehkan Iran menyimpan 202,8 kg uranium.

Serta, kemurnian uranium yang boleh mereka simpan hanyalah 3,67% yang sesuai dengan kesepakatan JCPOA.

Laporan IAEA tunjukkan jika Iran telah meningkatkan kemurnian uranium mereka sampai 4,5%.

Dikatakan juga bahwa simpanan air berat Iran telah menurun.

Baca Juga: Waktu Kecil Sosoknya Sangat Kondang Sampai Terkenal ke Penjuru Dunia, Setelah Dewasa Pemeran Boboho Ini Ternyata Bernasib Nelangsa, Terjerat Utang dan Hidup Pas-pasan

Perjanjian tersebut menjanjikan ekonomi Iran akan diperbaiki dengan memberikan insentif jika mereka mengurangi aktivitas program nuklir mereka.

Namun 2018 lalu, Presiden Donald Trump tiba-tiba menarik AS dari perjanjian tersebut dan mengatakan perjanjian itu perlu dinegosiasikan ulang.

Sejak itu, Iran perlahan-lahan mengurangi pembatasan dalam upaya menekan negara-negara yang tersisa.

Gunanya untuk meningkatkan insentif, sehingga bisa mengimbangi sanksi baru dari AS yang lumpuhkan ekonomi mereka.

Baca Juga: Israel Sempat Dinobatkan jadi Negara Teraman Covid-19, Kini Justru Memimpin Dunia dalam Infeksi Virus Corona Per Kapita, Langsung Ambil Tindakan Ini

Negara lain berpendapat meskipun Iran menjegal banyak bagian dari larangan perjanjian tersebut, perjanjian itu harus tetap dijaga.

Pasalnya Iran telah bersedia memberikan akses penting bagi IAEA untuk menginspeksi fasilitas nuklir mereka.

Badan tersebut telah berbulan-bulan berusaha mendapat akses dua lokasi fasilitas nuklir yang diperkirakan sudah ada sejak awal tahun 2000-an.

Namun, Iran menolak mereka masuk ke tempat tersebut karena fasilitas tersebut ada jauh sebelum kesepakatan disepakati.

Baca Juga: Digembor-gemborkan Xi Jinping Sudah Menjadi Takdir China Akan Kuasai Dunia Tahun 2049, Pantas Saja China Terus-terusan Menebar Pengaruh Ini ke Seluruh Dunia

Hingga minggu lalu, Iran umumkan mereka akan perbolehkan IAEA mengakses salah satu dari dua situs tersebut.

Hal tersebut diungkapkan setelah Direktur Umum IAEA Rafael Grossi mengunjungi Teheran, Iran.

"Iran perbolehkan inspektor IAEA mengakses lokasi tersebut untuk mengambil sampel lingkungan," tulis laporan terpisah milik IAEA yang disampaikan oleh AFP Jumat kemarin.

Baca Juga: Begini Cara Mengirim Avatar Facebook ke WhatsApp, Bikin Grup WA Lebih Meriah!

"Sampel tersebut akan dianalisis oleh laborat yang merupakan bagian dari jaringan IAEA," tambahnya.

Sedangkan inspeksi fasilitas satunya akan dilaksanakan 'akhir September 2020 dengan tanggal yang disepakati dengan Iran'.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait