Pangkalan udara Khmeimim di dekatnya , dibangun pada pertengahan 2015, tempat Rusia meluncurkan kampanye udaranya, semakin memperkuat Rusia di lanskap Suriah.
Menopang posisi Assad telah memungkinkan Moskow melindungi — dan memperluas — kepentingannya sendiri.
Seorang sumber tokoh oposisi Suriah mengatakan bahwa Rusia 'hanya menggunakan rezim sebagai alasan kapan pun mereka mau'.
Menyusul partisipasinya dalam negosiasi atas gencatan senjata dan evakuasi yang membuat kota besar di utara Aleppo direklamasi oleh rezim Assad pada akhir 2016, Rusia 'menyerukan tembakan' di Suriah, kata tokoh oposisi ini.
Dia ingat bahwa tidak ada delegasi pemerintah Suriah yang hadir dalam negosiasi tersebut, hanya anggota oposisi dan pejabat Rusia.
KTT di Astana, yang dimulai pada awal 2017, adalah lebih banyak contoh ketika Rusia, dibantu oleh Turki dan Iran, mampu memainkan peran utama dalam menentukan lintasan konflik Suriah.
Pertemuan di ibu kota Kazakhstan tersebut membuahkan keberhasilan kemanusiaan yang nyata, yaitu gencatan senjata dan pembentukan zona de-eskalasi.
Namun, dalam praktiknya, zona de-eskalasi telah menciptakan peluang bagi rezim Suriah, yang telah memfokuskan upaya koersifnya di luar wilayah ini dan merebut kembali wilayah tersebut.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR