Advertorial
Intisari-Online.com -Ketegangan yang masih berlanjut antarnegara adidaya, China dengan Amerika Serikat (AS) memicu ketakutan Perang Dunia 3 di wilayah Laut China Selatan.
Beijing telah meluncurkan rudal jarak menengah ke Laut China Selatan sebagai peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS), pada Rabu (26/8/2020).
Padahal, di luar itu, justru konflik China dan India-lah yang disebut lebih berpotensi menimbulkan perang.
Dari gambar satelit, pengamat menemukan dua lokasi baru di mana China telah menempatkan kompleks rudal pertahanan udaranya (SAM), tidak jauh dari lokasi bentrokan perbatasan China-India.
Menurut Forbes, dua kemungkinan lokasi rudal anti-pesawat baru China terletak di lembah Chumbi di Tibet, tidak jauh dari tempat dua bentrokan perbatasan terjadi pada 2017 dan 2020.
Melansir 24h.com.vn, Kamis (3/9/2020), berdasarkan foto yang diposting di Twitter, posisi rudal China hanya sekitar 50 km dari bentrokan perbatasan China-India.
Foto satelit menunjukkan dua struktur persegi yang dikelilingi oleh dinding.
Setiap struktur memiliki lokasi melingkar berisi satu silinder panjang yang menyerupai roket.
"Hanya 50 km dari daerah sengketa Naku La dan Doka La, rudal pertahanan udara China menambah padat jaringan pertahanan udara di perbatasan," kata sumber itu. "India telah berulang kali memasang mesin pengintai P8 untuk memantau dan mengumpulkan intelijen di dekat daerah tersebut".
Rod Lee, seorang analis pemerintah AS mengatakan kepada Forbes, bahwa China telah mulai membangun dua fasilitas rudal di atas mulai 2019.
Sejauh ini, kedua fasilitas ini belum dibangun, tetapi kemungkinan besar itu adalah situs tempat China menjadi tuan rumah rudal pertahanan udara HQ-9, versi domestik, dengan kekuatan rudal S-300 Rusia.
Dengan jangkauan sekitar 300 km, kompleks HQ-9 di lembah Chumbi dapat mengancam pesawat India di sepanjang perbatasan Sikkim dan Tibet.
China memiliki brigade rudal HQ-9 di Tibet, sehingga diharapkan pengiriman lebih banyak rudal ke dua fasilitas baru, kata Lee.
Menurut Forbes, ini pertanda bahwa China ingin memperluas jaringan pertahanan udaranya dan melindungi senjata militer di wilayah Tibet.
Lee memprediksi bahwa dalam waktu dekat, China akan membangun beberapa fasilitas rudal lagi di dekat perbatasan dengan India, dalam konteks hubungan China-India yang semakin tegang.
Jaringan rudal pertahanan udara China yang padat menimbulkan tantangan signifikan bagi angkatan udara India.
Selain penempatan rudal di perbatasan tersebut,Awal pekan ini, India menuduh pasukan China berusaha melintasi perbatasan di tepi selatan Danau Pangong Tso dengan tujuan mengubah status quo wilayah yang disengketakan.
Menurut media India, pada malam tanggal 29 Agustus - pagi hari tanggal 30 Agustus, sekitar 500 tentara Tiongkok melakukan bentrokan tangan kosong selama tiga jam dengan pasukan komando India.
Baik tentara India dan China belum melaporkan korban dalam bentrokan terbaru itu.
Namgyal Dolkar Lhagyari, anggota legislatif Tibet di pengasingan, mengungkapkan bahwa seorang tentara Tibet-India tewas.
Tentara yang terbunuh adalah anggota Pasukan Perbatasan Khusus (SFF), yang juga dikenal sebagai batalion Vikas.
Ini adalah pasukan komando elit, yang direkrut dari komunitas pengungsi Tibet, dengan kemauan tinggi dalam melindungi kedaulatan perbatasan India.
Menurut India Today, tim komando SFF ditugaskan untuk berhenti di titik-titik Reality Control Line (LAC) di wilayah Ladakh, untuk mencegah invasi militer Tiongkok.