Advertorial
Intisari-online.com - Tuhan selalu mengirimkan kekayaan pada manusia terkadang melalui cara tak terduga.
Sama halnya dengan yang dialami oleh sebuah kota terpencil yang memiliki rata-rata pendapatan rendah ini mendadak dapat rejeki nomplok.
Melansir IBTimes Selasa (1/9/20), Peristiwa itu terjadi di sebuah kota terpencil di Santa Filomena, Brasil Timur Laut.
Akibatnya, kejadian tak terduga itu berhasil mengubah nasib penduduk kota itu hanya dalam semalam.
Penduduk setempat menceritakan awalnya pada malam harinya mereka melihat langit yang dipenuhi dengan asap.
Kemudian menerima pesan WhatsApp dari warga yang mengatakan itu merupakan hujan Batu.
Kemudian, warga berbondong-bondong menuju lokasi kejadian itu dan tanpa diduga mereka menemukan benda yang bisa membuatnya kaya hanya dalam semala.
Benda itu adalah ratusan bongkahan meteorit berumur 4,6 miliar tahun yang berguguran dari langit.
Orang yang menemukan bongkahan batu tersebut akan menjualnya dan langsung kaya.
Sebagian besar batu-batu itu ditemukan di sekitar gereja (atas), membuat penduduk desa setempat meyakini meteor itu dikirim oleh Tuhan.
Penduduk juga menyebut fenomena ini sebagai keajaiban, ketika kekayaan turun dari langit.
Menurut keterangan hanya 1% di dunia ini ada spesimen meteor sama yang dijual, dan harganya sangat fantastis.
Menariknya, pecahan meteor itu memiliki jumlah tak masuk akal mencapai 200 pecahan meteorit.
Yang terbesar, memiliki berat mencapai 40 kg, dan nilainya mencapai 20.000 poundsterling atau sekitar Rp392 Juta.
Seorang Pelajar, bernama Edimar da Costa Rodrigues menemukan meteorit selebar 7cm, dengan berat mencapai 164g, di samping gereja.
Kemudian dia menjualnya dan laku dengan harga 1.000 poundsterling atau sekitar Rp19 juta.
Kemudian, ada lagi warga lain yang menemukan meteorit seberat 2,8 kg dinegosiasikan ke Museum Nasional Brazil laku dengan harga 15.000 pound atau Rp294 juta.
Alhasil, fenomena itu menarik pemburu meteorit dari seluruh dunia, melakukan perjalanan ke Brasil untuk mendapatkan kekayaan.
Menurut keterangan, meteorit itu disebut dengan chondrite atau Kondrit.
Sekitar 86% meteorit adalah kondrit, yang dinamai berdasarkan partikel bulat kecil yang dikandungnya.
Mereka terutama terdiri dari mineral silikat yang kemungkinan besar meleleh saat mengambang bebas di luar angkasa.
Kondrit dianggap mewakili materi dari sabuk asteroid yang tidak pernah terbentuk menjadi benda besar.
Seperti komet, asteroid kondrit adalah beberapa material tertua di tata surya.
Studi tentang kondrit memberikan petunjuk penting untuk memahami asal dan usia Tata Surya.
Ada lebih dari 27.000 chondrites di koleksi dunia.
Kondrit terbesar yang pernah tercatat memiliki berat 1.770kg dan ditemukan dari hujan meteorit Jilin tahun 1976.
Costa Rodrigues berkata, "Harganya mendekati 40 real 5,5 poundper gram (Rp100 ribu), dannilainya bisa semakin tinggi."
Hal itupun membuat penduduk kota terpencil itu mendadak kaya dalam semalam di saat yang sama mereka juga hidup dalam ekonomi paspasan.
Sembilan puluh persen dari populasi di kota itu adalah petani.Tidak banyak toko, tidak ada yang menghasilkan pekerjaan.
Kota ituadalah tempat yang sederhana, dengan orang-orang dengan gaji rendah.
Kebanyakan orang berpikir itu hal yang sangat bagus, banyak orang telah menemukan batu, dan itu datang pada saat banyak orang benar-benar membutuhkan uang untuk membayar tagihan. '
Beberapa jam setelah bebatuan jatuh, pemburu meteorit melakukan perjalanan ke kota dari bagian lain Brasil, serta kolektor profesional dari AS dan Uruguay.
Ketika empat ilmuwan dari Museum Nasional Brasil di Rio de Janeiro tiba di Santa Filomena sehari setelah hujan meteorit, satu-satunya hotel di kota itu penuh dan mereka harus menyewa kamar di rumah keluarga setempat.
Tim juga mencoba menegosiasikan harga untuk batu 40kg terbesar.
Mereka takut tidak akan bisa mengalahkan harga yang ditawarkan oleh pemburu Amerika, dan batu langka itu akan dikirim keluar dari Brasil.