Advertorial

Obat Penurun Panas untuk Bayi 0-6 Bulan, Ketahui Dulu Penyebabnya

Khaerunisa

Penulis

Tidak mengetahui obat penurun panas apa yang harus diberikan saat di kecil sakit tentu membuat para orang tua panik
Tidak mengetahui obat penurun panas apa yang harus diberikan saat di kecil sakit tentu membuat para orang tua panik

Intisari-Online.com - Tidak mengetahui obat penurun panas apa yang harus diberikan saat di kecil sakit tentu membuat para orang tua panik.

Untuk itu, sebaiknya ketahui dan pahami bagaimana mengatasi anak yang demam, khususnya untuk bayi 0-6 bulan.

Pasalnya, seringkali muncul kekhawatiran tentang salah memberikan obat penurun panas untuk anak yang masih kecil, tentang bat apa yang bisa diberikan dan tidak.

Pertama, para orangtua bisa mengurangi kepanikan dengan mengetahui bahwa demam merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum dialami oleh anak-anak.

Baca Juga: Apakah Parasetamol untuk Semua Jenis Obat Penurun Panas? Baca Ini!

Meski begitu, orangtua tetap harus waspada dan melakukan penanganan semaksimal mungkin jika masih bisa dilakukan sendiri di rumah.

Tak selalu harus memberikan obat penurun panas, namun beberapa tindakan bisa sudah cukup untuk mengobati demam yang dialami oleh si kecil.

Untuk menentukan apakah demam yang dialami si kecil bisa ditangani sendiri di rumah atau perlu untuk pergi ke dokter, Anda bisa mencari tahu lebih dulu penyebabnya.

Apa saja penyebab demam pada bayi 0-6 bulan?

Baca Juga: Ini Dia Obat Penurun Panas Alami untuk Obati Karena Virus dan Pilek

Seperti yang dikatakan dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang dari RS Pondok Indah, dr Catharine M Sambo, Sp.A (K), dikutip dari Kompas.com.

dr Catharine mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan orangtua saat mendapati anaknya demam adalah memastikan penyebabnya.

Hal yang bisa menyebabkan demam pada anak yaitu dehidrasi dan kepanasan, lainnya yaitu infeksi dan non infeksi.

Demam pada anak bisa dibedakan menjadi tiga kelompok berikut ini:

Baca Juga: Obat Biduran Alami dengan Tetap Tenang dan Gunakan Minyak Ikan

1. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.

2. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni:

- infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain)

-bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).

3. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

Baca Juga: 15 Obat Penurun Panas Alami Bisa Dibuat Sendiri, Gunakan Bawang Putih

Dari ketiga penyebab demam di atas, hanya demam karena infeksi dan noninfeksi yang perlu diberikan obat penurun panas.

Sementara demam karena fisiologis seperti dehidrasi dan kepanasan bisa ditangani dengan beberapa kiat.

Tak jarang, si kecil 'hanya' mengalami demam karena penyebab tersebut.

Meski begitu, tentu setiap orangtua tidak akan tega membiarkan buah hatinya berlama-lama merasakan ketidaknyamanan karena demam.

Baca Juga: Obat Penurun Panas Anak; Kenali Tingginya Suhu dan Jangan Berikan Ini!

Tips menurunkan panas pada bayi 0-6 bulan

Untuk memastikan bahwa si demam yang dialami si kecil 'hanya' merupakan demam karena penyebab fisiologis, maka Anda bisa mengecek beberapa hal berikut:

1. Coba berikan cairan pada si kecil

Jika penyebabnya karena dehidrasi, maka si kecil bisa berangsur turun panasnya.

Dalam kondisi dehidrasi, demam si kecil tidak akan turun meski diberi obat maupun dikompres.

Untuk cairan yang diberikan, tipsnya yaitu sebagai berikut:

- Jangan memberikan jus buah apa pun pada bayi Anda

- Bayi harus minum ASI atau susu formula.

- Jika mereka muntah, maka dianjurkan minum minuman elektrolit.

Anak-anak dapat makan makanan ketika mereka demam. Tapi jangan memaksa mereka untuk makan.

Baca Juga: Ketika Keegoisan Negara-negara Superkaya 'Membunuh' Mimpi Besar nan Mulia WHO Soal Vaksin Covid-19, Negara Miskin akan Semakin Merana

2. Ukur suhu

Jika suhu tubuh bayi kurang dari 38 derajat Celcius, jangan buru-buru menganggapnya demam.

Selain itu, bagi bayi 0-3 bulan, suhu di atas 38 derajat Celcius dapat dikatakan sangat berbahaya.

Ada dua alasan mengapa kondisi ini tak boleh dibiarkan.

Pertama, lapisan pelindung sel antara aliran darah dan sistem saraf bayi sangat tipis. Ini berarti infeksi bakteri bisa memberikan efek berbahaya.

Kedua, bayi berusia kurang dari tiga bulan belum bisa menunjukkan gejala.

Baca Juga: Covid Hari Ini 1 September 2020:Selama 6 Bulan, Kasus di Tanah Air Tembus174.796 Orang, Tapi 30 Daerah Ini Sama Sekali Tidak Terdampak

infeksi parah seperti bayi yang berusia lebih tua.

Ada tips mengukur suhu tubuh bayi yang perlu diperhatikan, yaitu untuk mendapatkan bacaan suhu tubuh yang paling akurat, ukurlah lewat rektum.

Pengukuran lewat ketiak atau telinga tak seakurat pengukuran via rektum.

Namun, pengukuran di telinga dapat dilakukan untuk anak berusia 6 bulan atau lebih.

-Rektal. Untuk anak di bawah 4 atau 5 bulan, menggunakan termometer rektal akan membantu orangtua dalam mendapatkan suhu yang akurat. -

-Mulut. Untuk anak lebih dari 4 atau 5 bulan, Anda dapat menggunakan termometer yang dapat digunakan di mulut.

Baca Juga: Rumah Sakit Sama Sekali Tak Terapkan Protokol Kesehatan, Jenazah Pasien Covid-19 Infeksi 3 Anggota Keluarganya, 'Langsung Dapat Sanksi!'

Lalu, dalam kondisi seperti apa orangtua perlu menghubungi dokter?

Hal itu dapat segera dilakukan jika:

- Anda prihatin dengan kondisi anak dan berpikir kalau anak Anda memerlukan perhatian medis.

- Anak berusia kurang dari 3 bulan dengan suhu rektal 38 derajat Celsius atau lebih.

- Anak berusia 3 sampai 6 bulan dengan suhu 38,3 derajat Celsius atau lebih tinggi atau mengalami demam lebih dari satu hari.

Baca Juga: Berumur 3 Tahun, Balita Ini Terbelit Layang-layang Raksasa dan Ikut Terbang 10 Meter Tingginya, Saksi Hanya Bisa Berteriak Histeris

- Anak berusia 6 bulan dan kurang dari 1 tahun dengan suhu 39 derajat Celsius atau lebih tinggi atau mengalami demam lebih dari satu hari.

- Anak berusia 1 sampai 2 tahun dengan demam tinggi yang berlangsung lebih dari 24 jam.

- Anak muntah berulang kali atau mengalami diare berat.

- Anak memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti tidak pipis, menangis tanpa air mata, mulut kering, atau sangat lemah.

Baca Juga: Bayi Kembar Ini Kejutkan Satu Ruangan dan Bikin Dokter Menjerit Usai Lahir, Sang Ibu yang Penasaran pun Kaget Melihat Bayinya seperti Ini!

- Demam yang memicu kejang.

- Anak mengalami ruam pada kulit.

- Anak dengan risiko infeksi serius, termasuk anak-anak dengan penyakit darah atau gangguan kekebalan tubuh, atau anak yang belum menerima imunisasi.

Baiknya, pada anak di bawah usia 3 bulan, hubungi penyedia layanan kesehatan anak Anda terlebih dahulu sebelum memberi mereka obat-obatan.

Kemudian, ketahui berapa berat anak Anda. Juga selalu periksa instruksi pada kemasan.

Baca Juga: 'Human Error' Sangat Fatal Sampai Tewaskan Warga Sipil, AS dan Korsel Tangguhkan Latihan Tembak Langsung

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait