Advertorial
Intisari-Online.com - Apa yang ada dibenak Anda jika orang menyebut Wuhan?
Mungkin jawabannya adalah virus corona atau Covid-19.
Sebab, di kota inilah virus corona pertama kali ditemukan dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia hingga kini.
Jutaan orang terinfeksi dan ribuan lainnya kehilangan nyawa.
Dan apa yang terjadi dengan Wuhan saat ini?
Ketika seluruh dunia sedang berjuang memutus penyebaran virus corona, terus menerus di rumah, dan selalu memakai masker, di Wuhan malah mengadakan 'pesta'.
Dilaporkan sejumlah foto yang memperlihatkan ribuan orang berdesakkan dengan tanpa masker di kolam renang menjadi viral di media sosial belum lama ini.
Mereka bermain-main di atas pelampung karet dan bersorak-sorai mengikuti festival musik.
Dilansir dari BBC, (18/8/2020), foto tersebut merupakan suasana pesta kolam renang yang diadakan di Wuhan Happy Valley, Taman Air Pantai Maya Wuhan, China, di mana kota ini sebelumnya menjadi pusat virus corona pada akhir tahun 2019.
Saat ini, tampaknya kehidupan telah kembali normal di Wuhan. Orang-orang terbukti "berani" menghadiri Festival Musik Elektrik HOHA pada akhir pekan.
Bahkan, penyelenggara menawarkan tiket setengah harga kepada turis wanita dalam upaya untuk menarik lebih banyak pengunjuang.
Menurut Wakil Manajer Wuhan Happy Valley, taman hiburan air ini telah dibuka sejak 25 Juni lalu, namun tempat tersebut baru mulai mendapatkan lebih banyak pengunjung pada Agustus lalu.
Sebelumnya, jumlah pengunjung pada awal Agustus hanya mencapai setengah dari tingkat pada periode yang sama tahun lalu.
Saat ini, taman air menerima rata-rata 15.000 pengunjung setiap hari selama akhir pekan.
Dilansir CNN, (19/8/2020), Taman Air Pantai Maya Wuhan dipenuhi pengunjung pesta dengan pakaian renang yang berkumpul berdampingan, melambai mengikuti irama musik sambil mendinginkan diri di air setinggi pinggul belum lama ini.
Pengunjung lain ada juga yang hanya bersantai di atas pelampung karet yang memenuhi kolam.
Suasana pesta yang ramai tetap tak terbayangkan di beberapa bagian dunia yang masih bergulat dengan virus mematikan itu.
Tetapi di Wuhan, kehidupan berangsur-angsur kembali normal sejak kota metropolis berpenduduk 11 juta di Provinsi Hubei mencabut penguncian ketatnya selama 76 hari pada awal April.
Masih ada risiko
Tak hanya itu, Wuhan dilaporkan belum memiliki kasus virus korona lokal sejak pertengahan Mei 2020.
Wilayah ini juga tidak ada larangan untuk pertemuan besar.
Sementara, seorang profesor penyakit menular di Universitas Nasional Australia, Sanjaya Senanayake mengungkapkan bahwa meski mayoritas penduduk kota telah diuji, masih ada risiko virus ditularkan dari tempat lain.
"Masalahnya adalah kita belum memberantas Covid-19, dan artinya selama tidak diberantas, masih ada risiko terkena, baik dari luar negeri atau di tempat lain," ujar Senanayake kepada BBC.
Ia mencontohkan kondisi di Selandia Baru di mana wilayah ini tidak memiliki kasus yang ditularkan secara lokal selama lebih dari tiga bulan, sebelum lonjakan kasus baru dilaporkan pada awal pekan lalu.
"Sebuah penelitian dari London menunjukkan bahwa sekitar 10-20 persen orang dengan Covid-19 bertanggung jawab atas sekitar 80 persen kasus," ujar Senanayake.
"Jadi, jika Anda mengumpulkan orang-orang, Anda benar-benar harus berhati-hati."
"Bahkan, jika satu orang terkena virus, maka Anda berada dalam masa-masa sulit," lanjut dia.
Berangsur normal
Diketahui, Wuhan pertama kali melakukan karantina wilayah pada 23 Januari di mana saat itu virus corona telah menewaskan 17 orang dan memengaruhi lebih dari 400 orang.
Hal itu dilaporkan seminggu setelah China mengonfirmasi bahwa penularan virus dari manusia ke manusia telah terjadi.
Setelah adanya laporan tersebut, Wuhan sepenuhnya terputus dari seluruh China, karena ribuan orang selama beberapa bulan akan dites dan menjalani isolasi.
Dampaknya, semua pertemuan publik yang besar dibatalkan dan orang-orang diminta untuk menghindari pertemuan.
Pada Maret, karantina wilayah perlahan mulai mereda.
Satu penghuni dari setiap rumah tangga diizinkan meninggalkan kompleks tempat tinggal mereka paling lama dua jam.
Pusat perbelanjaan mulai dibuka kembali, angkutan umum mulai beroperasi dan orang-orang perlahan mulai keluar, meskipun jarak sosial masih berlaku dan masker harus dipakai.
Pada April, karantina wilayah di Wuhan secara resmi dicabut.
Sejumlah pasangan memutuskan untuk menikah, setelah rencana mereka tertunda selama berbulan-bulan.
Untuk sementara, tampaknya kehidupan kembali normal ketika sekolah dibuka kembali, bisnis perlahan-lahan muncul dan transportasi umum kembali beroperasi.
Tetapi pada Mei, enam kasus virus baru tercatat.
Kota ini dengan cepat memberlakukan rencana ambisius untuk menguji seluruh populasinya yang berjumlah 11 juta orang.
Wabah segera dikendalikan.
Pada Juni, pasar malam atau sejumlah kios-kios jalanan diizinkan buka kembali.
Sebulan kemudian, kehidupan benar-benar mulai kembali normal di sebagian besar wilayah China.
Bioskop di banyak tempat diizinkan untuk dibuka kembali, taman, perpustakaan, museum tertentu juga diizinkan dibuka dengan kapasitas setengah ruangan.
Selain itu, pertemuan yang lebih besar juga diberi izin untuk diselenggarakan.
(Retia Kartika Dewi)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Saat Wuhan Adakan Pesta Kolam Renang Besar-besaran, Apa Artinya?")