"Saya khawatir ini akan menjadi transparan karena kerusakan," tulis seorang pengguna media sosial dengan akun Twitter @yukio dalam postingan yang beredar luas .
“Butuh waktu untuk membiasakan diri dengan ide tersebut,” tulis Ming Cheng, seorang arsitek yang berbasis di London, di Twitter.
Sementara itu, Serah Copperwhite (28), seorang pekerja teknologi yang berbasis di sebuah distrik di selatan Tokyo, mengatakan bahwa meskipun dia biasanya menghindari toilet umum, dia akan lebih cenderung menggunakan toilet yang baru karena terlihat cerah dan bersih.
"Saya mempercayai sains," kata Copperwhite, dalam wawancara telepon pada hari Rabu, membahas kekhawatiran di media sosial tentang keandalan teknologi kaca, dikutip dari nytimes.com.
Terkait inovasi toilet di Jepang, telah lama orang-orang menyerukan kepada pemerintah nasional Jepang untuk membuat toilet fisik di ruang publik lebih menarik dan dapat diakses oleh penduduk dan turis.
Meski begitu, terkait toilet transparan ini, beberapa penduduk Tokyo berpendapat bahwa toilet itu salah tempat di ruang publik yang terbuka dan mungkin lebih cocok di tempat lain.
"Saya tidak mau mengambil risiko privasi saya karena seseorang ingin membuat toilet mewah," kata Sachiko Ishikawa, seorang penulis dan penerjemah berusia 32 tahun, dalam sebuah wawancara telepon pada hari Rabu dari Tokyo.
Ishikawa mengatakan dia khawatir bahwa kesalahan manusia akan membuat pengguna kamar mandi terlalu mudah untuk secara tidak sengaja mengekspos diri mereka sendiri.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR