Advertorial
Intisari-Online.com -Sebuah upacara mengerikan dilakukan terhadap para anak perempuan yang beranjak dewasa di sebuah negara terkorup di dunia.
Di Sierra Leone, yang berada di perngikat pertama dalam daftar negara terkorup di dunia menurut World Economy Forum, anak-anak perempuan harus bertaruh nyawa justru saat mereka beranjak dewasa.
Upacara yang dilakukan memang mengerikan sebab bisa membuat anak-anak perempuan yang menjalaninya sampai kehabisan darah.
Ritual apa yang dimaksud? Simak kisahnya beriktu ini.
Seorang gadis berusia 10 tahun meninggal setelah mengikuti sebuah upacara tradisional yang khas di daerahnya.
Alih-alih tradisi dan budaya ini di jaga kelestariannya, kini justru dilarang karena dianggap membahayakan nyawa.
Melansir dariDailyMirrorpada Rabu (19/12/2018), dalam tradisi rahasia ini gadis 10 tahun meninggal diduga akibat kehilangan banyak darah.
Tradisi yang ada dalam ritual ini adalah mutilasi kelamin perempuan (FGM) yang dilakukan sebagai bentuk inisiasi ke dalam masyarakat.
Tragedi yang terjadi di Sierra Leone, Afrika, ini telah memicu kritikan terhadap ritual FGM yang sebenarnya kini sudah dilarang dengan keras untuk dilakukan.
Selain itu seorang wanita, yang diduga bertanggung jawab atas inisiasi juga telah ditangkap.
Amadu Turay, komandan satuan dari divisi polisi Mile 91, mengatakan pada Thomson Reuters Foundation, "Dia meninggal karena kehilangan darah."
Diperkirakan bahwa FGM adalah penyebab kematian gadis itu di distrik Tonkolili utara Sierra Leone.
Pemotongan genital perempuan secara luas dipraktekkan di negara Afrika Barat sebagai bagian dari inisiasi perempuan ke dalam masyarakat rahasia yang menggunakan pengaruh politik yang signifikan.
Sembilan dari 10 wanita telah dipotong di Sierra Leone yang memiliki salah satu tingkat tertinggi FGM di Afrika, menurut data PBB.
Praktik ini adalah, salah satu dari segelintir negara-negara Afrika yang tidak melarang praktik ini dikecam secara internasional.
Ritual ini biasanya dilakukan melibatkan, penghapusan sebagian atau total alat kelamin perempuan yang dipercaya dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Kematian terakhir dilaporkan terjadi sekitar dua tahun lalu, menurut laporan aktivis.
"FGM membunuh perempuan dan anak perempuan kami. Kami perlu mendapatkan cukup publisitas atas insiden ini untuk menarik perhatian pemerintah,"kata aktivis anti-FGM Rugiatu Turay.
Turay mengatakan 67 gadis dilaporkan telah mengambil bagian dalam inisiasi ini, dia juga mengatur seorang pekerja medis untuk pergimemantau mereka.
Sebelum ini, seorang anak pria juga dilaporkan meninggal dalam upacara inisiasi kedewasaan pria yang juga menjadi salah satu tradisi di Afrika.
(Afif K. M.)