Pada abad ke-16, penggunaan mortir mulai tumbuh, menjadi penting untuk taktik lapangan dan pertahanan benteng.
Dalam kasus terakhir, sekering tembakan dapat memicu muatan utama sebelum waktunya, menyebabkan tembakan meledak sebelum meninggalkan mortir — mengakibatkan mortir hancur dan penembak mati
Mortir di Laut
Saat meriam melaut di atas kapal perang abad ke-15 seperti karavel, galai perang Mediterania, dan galleon, mortir menyusul.
Meriam tetap dapat ditekan hanya sampai tingkat tertentu, dan meriam putar memiliki kegunaan atau efektivitas yang terbatas, sehingga kapal musuh relatif aman dari tembakan artileri.
Sebaliknya, mortir berukuran sedang dengan sudut api yang tinggi, diisi dengan kantong goni berisi bola-bola kecil yang disebut grapeshot, dapat ditempatkan dekat rel dan diarahkan ke sudut hampir vertikal untuk menurunkan hujan kehancuran pada perahu kecil musuh.
Desain dan Doktrin Standar
Di darat, mortir portabel bernama Coehorn muncul pada tahun 1673.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR