Penduduk lokal dilaporkan terpaksa meninggalkan perhiasan mereka dan tidak bisa membawa barang yang sifatnya berharga agar tak dicuri.
Kemudian ada warga yang terlalu takut untuk sekadar keluar rumah. Sehingga mereka terpaksa membarikade jendela maupun pintu.
Jumlah makaka yang terus membesar, berlipat ganda dalam tiga tahun terakhir, membuat ide hidup berdampingan bersama manusia dirasa mustahil.
Berawal dari rasa kasihan melihat mereka kelaparan, orang-orang kemudian memberi mereka makanan cepat saji agar tidak mengganggu.
Namun, diyakini makanan itu malah membuat mereka tidak sekadar agresif. Tapi juga gila seks. Sehingga jumlah mereka bertambah banyak.
Sebagai dampak dari makanan yang diberikan, para monyet perkotaan itu dilaporkan massa ototnya menurun. Bahkan ada yang mengalami hipertensi dan penyakit gula.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Intisari Online |
KOMENTAR