Advertorial

Perang di Luar Angkasa! Setelah Siapkan 'Tank Terbang', Rusia Uji Coba Senjata Ruang Angkasa, Bisa Hancurkan Satelit Musuh hingga Berkeping-keping

Mentari DP

Penulis

Tentu semua tahu bahwa Cosmos 2543 adalah milik Rusia di mana pesawat luar angkasa ini merupakan bagian dari satelit induk Rusia, Cosmos 2542.
Tentu semua tahu bahwa Cosmos 2543 adalah milik Rusia di mana pesawat luar angkasa ini merupakan bagian dari satelit induk Rusia, Cosmos 2542.

Intisari-Online.com - Militer Rusia bergerak di luar perkiraan.

Sebelumnya Rusia merekamemperlihatkan salah satu senjata mereka, yaitupesawat serang Sukhoi Su-25.

Di manaSu-25, yang dikenal sebagai "tank terbang", melakukan manuver dan membuat militer negara lain bersiaga.

Kini, Rusia dilaporkan menguji senjata mereka lainnya.

Baca Juga: Menyayat Hati, Setiap Harinya Pria Ini Panjat Gedung Rumah Sakit dan Duduk di Luar Jendela Kamar Inap Ibunya Sampai Sang Ibunda Meninggal Dunia, 'Dia Baru Turun Setelah Ibunya Tidur'

Dilansir dari thesun.co.ukpada Jumat (24/7/2020), militer Rusia melakukan uji coba pada senjata ruang angkasa mereka.

Di mana senjata itu dirancang untuk menghancurkan satelit musuh.

Kejadian ini lantas membuat Amerika Serikat (AS) berang.

Komando Antariksa AS telah memperingatkan bahwa mereka dan Inggris akan terus menjaga kedamaian diorbit Bumi.

Baca Juga: Hanya Miliki 29 Tempat Tidur, Rumah Sakit Ini Terpaksa Kirim Pasien Covid-19 yang Kritis ke Rumah, 'Lebih Baik Mereka Bersama Keluarga daripada Mati Sendirian di Sini'

Dikatakan bahwa pada 15 Juli 2020, sebuah obyek ditembakkan dengan kecepatan 400 mph ke ruang angkasa dari pesawat ruang angkasa, Cosmos 2543.

Tentu semua tahu bahwa Cosmos 2543 adalah milik Rusia di mana pesawat luar angkasa ini merupakan bagian dari satelit induk Rusia, Cosmos 2542.

Diketahui juga, ini adalah satelit yang sama yang terlihat awal tahun ini di mana mereka mengintai satelit mata-mata Pentagon USA 245.

Tetapi Rusia membantah tuduhan AS.

Badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengkonfirmasi bahwa satelit yang dimaksud AS diluncurkan oleh roket Soyuz-2 pada 25 November 2019 lalu dari kosmodrom Plesetsk, sebuah lokasi peluncuran Angkatan Udara Rusia sekitar 500 mil di utara Moskow.

Sementara peristiwa yang terjadi pada 15 Juli merupakan "kendaraan luar angkasa kecil"yang "memeriksa salah satu satelit nasional dari jarak dekat menggunakan peralatan khusus".

Sehingga, apa yang dilakukan Rusia bukanlah sesuatu berbahaya.

Hanya saja,Komando Pasukan Luar Angkasa AS tidak percaya.

Mereka yakin bahwa kejadian bebarapa hari lalu adalah peluncuran uji coba senjata ruang angkasa.

Sebab, Rusia pernah melakukan hal serupa pada tahun 2017 lalu.

Baca Juga: Bebalnya Bukan Main, Dalam 15 Hari Ada 1 Juta Kasus Baru Covid-19, Trump Tetap Mau Sekolah Kembali Dibuka, 'Jika Tidak, Dana Sekolah Akan Dipotong'

Kepala Operasi Ruang Angkasa Angkatan Udara AS, Jenderal John "Jay" Raymond, mengatakan: "Sistem satelit Rusia yang digunakan untuk melakukan uji senjata on-orbit ini adalah sistem satelit yang sama yang kami tanyakan mengenai awal tahun ini, ketika Rusia bermanuver di dekat sebuah Satelit pemerintah AS."

"Ini adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan Rusia untuk mengembangkan dan menguji sistem."

Lelbih lanjut,Jenderal Raymond mengatakan bahwa jika mereka melihat Rusia melakukan manuver berbahaya lainnya, AS dan Sekutu mereka, Inggris, akan siap mencegahnya.

Bukan tanpa alasan AS khawatir.

Pertama karena Rusia dan China bersekutu.

Kedua, pada bulan lalu, Pentago menyebut bahwa China dan Rusia membahasstrategi luar angkasa.

Di mana mereka yakinChina dan Rusia masing-masing telah mempersenjatai ruang angkasa sebagai cara untuk mengurangi efektivitas militer AS dan sekutu.

Baca Juga: Tiba-tiba Bilang Ingin Cerai, Kim Kardashian Sebut Kanye West Idap Gangguan Bipolar: Ternyata Penderita Bipolar Itu Cenderung Pintar

Artikel Terkait